Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Setelah beberapa kali menuai kecaman masyarakat dan teranyar dari pelaku usaha atas kinerja yang dinilai lamban dan terkesan sembrono, kali ini pihak kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa mendapat sorotan tajam dari Forum Masyarakat (Format) DAS Ampal.
Perlu diketahui, adapun beberapa data yang disimpulkan Format DAS Ampal yang menyatakan bahwa pihak kontraktor tidak berkompeten pada proyek tersebut yakni, pada tahun lalu, PT Fahreza Duta Perkasa tak mampu mencapai target pekerjaan, di mana kontraktor ditarget 32 persen, namun kenyataan di lapangan hanya mencapai 0,9 persen hingga November 2022.
Kemudian, penutupan Jalan MT Haryono mulai dari simpang Perumahan Wika sampai tanjakan Global Sport. Lalu lintas dialihkan dan membuat kepadatan arus kendaraan. Beberapa sekolah juga terpaksa menerapkan pendidikan online atau memangkas jam pelajaran.
Masyarakat mulanya dijanjikan jalan dibuka khusus untuk jalur Roda dua atau sepeda motor pada 15 Februari 2023. Ternyata tak terealisasi.
Selanjutnya, diberi kesempatan lagi sampai 17 Februari 2023. Sekali lagi, janji tinggal janji. Hujan menjadi dalih. Justru janji diumbar kembali. Kontraktor akan membuka satu jalur agar bisa dilalui kendaraan Roda dua dan Roda empat. Dimulai besok pada 20 Februari 2023. Hanya saja, pelaku usaha juga sudah merasakan dampak. Tak Cuma para pengendara.
Ya terkait itu, Format DAS Ampal mendesak pemerintah mengambil sikap tegas terhadap kontraktor pelaksana, PT Fahreza Duta Perkasa, yang dinilai tak mampu memenuhi target pengerjaan proyek prioritas Pemkot Balikpapan ini.
Ketua Format DAS Ampal Yusha Khadafi menilai pemerintah selama ini sudah terlalu banyak memberikan toleransi kepada PT Fahreza Duta Perkasa. Padahal, sedari awal kontraktor sudah tak mampu memenuhi target pengerjaan proyek, khususnya di Jalan MT Haryono, depan Global Sport.
Berdasarkan masalah tersebut, Ketua Format DAS Ampal, Yusha Khadafi, SE mendesak PT Fahreza Duta Perkasa membuka jalur MT Haryono untuk roda dua dan empat sesuai dengan komitmen, yaitu pada besok 20 Februari 2023 agar dampak sosial, ekonomi dan pendidikan tidak semakin parah.
“Kami juga mendesak Pemkot Balikpapan, dalam hal ini juga Dinas Pekerjaan Umum untuk tidak lagi memberikan perpanjangan waktu kepada kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa untuk melanjutkan proyek DAS Ampal sesuai dengan ketentuan kontrak,” tegas dia didampingi Sekretaris nya Imam Rustam, ST, dan Arief S Nugroho, SE, beserta Bendahara nya Hendrik Yulianto, SE juga Ahmadi Abdulloh, Minggu (19/2/2023).
Yusha meneruskan, bahwa Format juga mendesak DPRD Kota Balikpapan untuk kembali berupaya segera membentuk Panitia Khusus (Pansus) DAS Ampal agar fungsi pengawasan legislatif benar-benar berjalan.
“Kami juga mengajak seluruh masyarakat agar bersama-sama kritis membangun dan mengawasi jalannya proyek Pemerintah Kota Balikpapan,” kata Yusha.
Di sisi lain, Yusha juga merasa heran hingga bertanya-tanya atas sikap lunak Pemkot Balikpapan terhadap PT Fahreza Duta Perkasa.
“Kami juga heran dan bertanya-tanya, kok Pemkot Balikpapan terkesan diam dan adem ayem saja, padahal sudah sampai SCM 3. Ada apa ini?” ujarnya heran.
Selain itu, ia juga menyoal proses lelang yang kemudian dimenangkan PT Fahreza Duta Perkasa. Apalagi, jika ditelusuri jejak digitalnya, perusahaan ini beberapa kali terindikasi masalah.
“Kalau kita cari di google saja, perusahaan ini kan banyak masalah. Kenapa kok bisa menang lelang. Kami juga masih mencari tahu, atau ada muatan politis di sini,” tandasnya.
Sebagai informasi, PT Fahreza Duta Perkasa diberi tugas mengerjakan proyek pengendalian banjir di enam titik utama dengan besaran anggaran Rp 136 miliar menggunakan skema tahun jamak. Enam titik itu adalah, Jalan MT Haryono meliputi depan Global Sport, depan dan seberang Citra City, Perumahan Wika, jembatan Damai dan jembatan di depan Hotel Zurich. (lex)