Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, dikhawatirkan fenomena antrean pengendara yang hendak mengisi BBM di SPBU Pertamina khususnya kota Balikpapan semakin menjadi.
Guna mengantisipasi hal tersebut, anggota komisi XII DPR RI, Syafruddin dapil Provinsi Kaltim turun langsung bersama pihak Pertamina, untuk mengecek kuota BBM dan melihat fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Anggota komisi XII DPR RI, Syafruddin mengatakan, bahwa kuota BBM di Kaltim khususnya Balikpapan dan Samarinda dipastikan terpenuhi hingga akhir tahun. Namun sayang, dengan jumlah SPBU yang masih terbatas membuat penyaluran BBM pun belum sepenuhnya merata, sehingga memicu terjadinya fenomena antrean.
"Kuota BBM itu tersedia di Kaltim, tapi antrean disebabkan dari jumlah SPBU yang masih terbatas, sehingga belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat khususnya di kota Balikpapan, Samarinda dan sekitarnya," kata bang Udin sapaan karibnya seusai memantau SPBU Dam MT. Haryono, Rabu (11/12/2024).
Selain itu, lanjutnya, adanya lokasi-lokasi SPBU juga tidak di topang dengan area yang luas, sehingga kendaraan tampak terlihat menumpuk saat mengisi BBM.
"Sepuluh mobil saja yang antre sudah seperti antrean panjang. Maka ke depannya akan kami evaluasi," ujarnya.
Bang Udin mengemukakan, bahwa Pertamina mengaku sudah mempersiapkan skema matang dalam menyambut Nataru, dengan menyediakan opsi-opsi membuka beberapa SPBU beroperasi 24 jam. Juga mempersiapkan SPBU kantong.
Adapun targetnya pada tahun 2025 mendatang, adalah tak ada lagi antrean BBM dan langkanya elpiji khususnya di Balikpapan, Samarinda dan sekitarnya,
Kendati begitu, ia akan berupaya menjalani koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) se tempat, untuk mempermudah pembangunan SPBU-SPBU baru. Termasuk memberikan fasilitas kemudahan untuk perizinan pembangunan pom bensin Pertamina.
"Sepanjang ada investor yang ingin membangun SPBU, Pertamina mengaku welcome. Dan terkait lain-lainnya kami akan bantu," tegas politisi PKB itu.
Sebagai wakil rakyat, bang Udin mengaku akan mengundang seluruh pihak/stakeholder terkait untuk duduk satu meja, guna menseriusi persoalan tersebut.
Agar ke depan, tambahnya, Kaltim sejatinya dapat mengalami zero antre BBM dan tak lagi langka gas elpiji melon. Fokusnya adalah membangun koordinasi dengan konsolidasi menyeluruh untuk membahas kemajuan dan persiapan ke depan, agar seyogianya masyarakat tak lagi mengeluh.
"Saya banyak menampung keluhan masyarakat terkait antrean BBM dan langkanya gas elpiji 3 kg. Oleh karena itu, saya turun langsung untuk melihat fakta-fakta ke lapangan," akunya.
"Tapi semua kuota ada, tinggal manajemen pengelolaannya yang mungkin perlu dibenahi ke depan. Kalaupun kuota BBM nanti kurang tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat Kaltim, saya sebagai wakil rakya pasti akan memperjuangkan untuk penambahan kuota," tutupnya. (lex)