Tulis & Tekan Enter
images

AKIBAT COVID-19 : Lion Air Group melakukan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing. (NET)

Masa Sulit, Lion Air Group Buka-bukaan Pangkas Karyawan

Kaltimkita.com, Jakarta - Lion Air Group memberikan penjelasan mengenai pengurangan karyawan yang baru saja dilakukan perusahaan di tengah pandemi. Pengurangan ini dilakukan dengan cara tidak memperpanjang kontrak kerja pegawai yang kontraknya akan berakhir.

Corporate Communications Strategic Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pengurangan tenaga kerja dilakukan pada tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja asing.

"Lion Air Group mengumumkan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing (expatriate). Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang," ujar Danang dalam keterangannya, Senin (6/7).

Keputusan tersebut diambil sebagai strategi Lion Air Group untuk mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan tetap terjaga. Pihaknya juga berupaya untuk merampingkan operasi perusahaan dengan mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal di tengah pandemi.

"Lion Air Group sedang berada di masa sulit dan menantang, atas kondisi terbentuk dari akibat COVID-19 serta memberikan dampak luar biasa yang mengakibatkan situasi penuh ketidakpastian," kata Danang.

Danang mengatakan, apabila di waktu mendatang kondisi perusahaan kembali pulih dan lebih baik, karyawan yang tidak diperpanjang kontraknya tadi akan diprioritaskan untuk kembali bekerja di Lion Air Group.

Danang juga menjelaskan pihaknya juga melakukan pemotongan penghasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai prosentase bervariasi, semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan tahun ini pada Maret, April, Mei, Juni sampai waktu yang belum ditentukan.

Danang juga mengatakan saat ini kondisi pendapatan perusahaan makin menipis karena terjadi pembatasan perjalanan dan penghentian sementara operasional penerbangan.

"Sejak mulai beroperasi kembali yang dijalankan secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15% dari kapasitas normal sebelumnya yakni rerata 1.400 - 1.600 penerbangan per hari. Pada tahun ini, pandemi COVID-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional," kata Danang.

"Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat," pungkasnya. (detik/tim)


TAG

Tinggalkan Komentar