Tulis & Tekan Enter
images

Cabup Kutim Ardiansyah Sulaiman bersama isetri tercintanya bunda Hj. Siti Robiah.

Mengupas Kepemimpinan Cabup Kutim Ardiansyah, Ini Alasan Masyarakat Kutim Meminta Kembali Menjadi Bupati

kaltimkita.com, SANGATTA – Mengupas lebih dekat sisi kesederhanaan mantan Wakil Bupati Kutai Timur termasuk menjabat Bupati Kutai Timur di era Drs. Ustadz Ardiansyah Sulaiman, M.Si saat berpasangan dengan mantan Bupati Kutai Timur Isran Noor beberapa periode lalu dalam menjalani kesehariaannya bersama istri tercintanya bunda Hj. Siti Robiah setelah memasuki masa purna bhaktinya sebagai Bupati.

 Ini penuturan Bunda Hj Siti Robiah setelah suaminya Ustadz H Ardiansyah Sulaiman tak lagi menjabat sebagai bupati seperti yang dikutip dari salah media Kutim belum lama ini.

 “Setelah Bapak (Ardiansyah Sulaiman.Red), suami saya tidak sebagai bupati lagi tentunya kami kembali berstatus sebagai masyarakat pada umumnya selain lebih banyak mengurusi keluarga. Terkadang saya juga jika diminta untuk memandikan jenazah termasuk memberikan bimbingan dan pelatihan “fardhu kifayah” sementara untuk bisnis rumahan (home industri) menjual batik khas ikon Kutim Wakaroros,” Terang Siti Robiah.

 

Menarik memang saat Siti Robiah mendampingi suami saat masih aktif amanah sebagi Bupati Kutim Ustadz H Ardiansyah terkadang jika ada warga yang meninggal dunia selain melayat ke rumah warga yang berduka tak jarang turun langsung dalam memandikan jenazah.

 “Tentunya kewajiban sesama umat muslim dituntut untuk mampu terus peduli dalam berbuat kebaikan antar sesama salah satunya seperti membantu prosesi pemandian jenazah baik menurut anjuran (aturan.red) umat muslim,”pungkasnya.

 

Terkait memasarkan bisnis rumahan dengan berdagang batik Wakaroros ia mengungkapkan bermula dari perlombaan membantik yang bekerja sama dengan Pemkab Kutim dan mantan Kajari itu. “Kebetulah batik ukiran khas suku Dayak Basap wakaroros menjadi juaranya. Saat lomba di masa itu kebetulan suami saya masih bupati,” ulas Siti Robiah.

 Sejak keluar menjadi juara hasil kerajinan batik wakaroros, kemudian Siti Robiah dan Suami Ardiansyah membantu dari sisi promosi. “Iseng-iseng berawal mempromosikan eeh... lama – kelamaan tertarik terus dalam memasarkan terlebih untuk menambah inkam pendapatan dalam rumah tangga kami. Bapak juga terkadang  membantu berjualan dan melayani para konsumen pecinta batik wakaroros,”terangnya.

 Kehidupan sehari-hari mantan bupati Kutim Ardiansyah bersama istri Robiah baik saat suaminya dipercaya  sebagai bupati tidak ada yang berubah dan selalu penuh kesederhanaan dan kebersamaan. Bahkan hingga akhir masa periode kepemimpinan nama Ardiansyah terbilang harum dan memberikan gambaran di mata masyarakat sebagai mantan Bupati amanah bekerja secara lurus “jujur” dan tidak neko-neko maka tak heran memasuki masa pilkada Kutim 2020 sebagian besar masyarakat Kutim menginginkan Ardiansyah dapat maju dan terpilih kembali sebagai bupati.

 Mantan pemimpin yang dicintai masyarakatnya bahkan memiliki multi talent sebagai seorang ustadz dan Ardiansyah sering diminta untuk memberikan ceramah (tausiah.red) dari masjid ke masjid dan musala.

 

Salah satu contoh tipikal kepemimpinannya dikatakan pro rakyat alias merakyat di saat Kota Sangatta  kabupaten daerah yang dipimpinnya terkepung banjir besar. Saat itu Ardiansyah spontanitas  tanpa ragu turun di tengah banjir tanpa persiapan khusus seperti perahu karet seadanya dirinya rela menceburkan diri di tengah dalamnya banjir tanpa memikirkan akan keselamatan sendiri demi membantu masyarakat korban banjir hanya untuk mendistribusikan makanan secara door to door.

 Jiwa bermasyarakat dan penuh kesederhanaan membuat masyarakat rindu akan masa-masa kepemimpinannya. Maka tak salah lagi dorongan dan dukungan masyarakat terus mengalir kepada cabup Ardiansyah yang kembali terpanggil maju dan siap diusung dalam pemenangannya bersama tim Inti Relawan AK-47 ASKB yang siap berjihad demokrasi militansi dalam mengawal, mengusung dan memenangkan jargon cabupnya. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar