Kaltimkita.com, SAMARINDA - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (DPK) Kaltim berharap mendapatkan prioritas pengadaan buku tanpa melalui lelang, hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan koleksi buku-buku edisi terbaru bagi para pemustaka.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur HM Syafranuddin mengatakan jika pengadaan buku hanya mengandalkan proses dari lelang saja, maka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (DPK) Kaltim akan ketinggalan penambahan koleksi buku baru, untuk itu dirinya meminta diberikan pengecualian terkait pengadaan buku-buku edisi terbaru.
“Kalau bisa tidak melalui lelang lagi, kami maunya bisa update terus untuk koleksi buku-buku edisi terbaru. Misalnya bulan ini kita bisa beli langsung, jadi tidak menunggu lama ketika ada buku-buku yang terbit edisi terbaru. Kalau bisa kita meminta pengecualian, akrena kalau menunggu melalui lelang itu kan harus tunggu banyak dulu, nah itu yang sulit, perlu waktu lama dan akhirnya buku-buku kita ketinggalan”, Terang pria yang akrab disapa Ivan ini ketika ditemui diruang kerjanya belum lama ini.
Ivan berharap melalui pembelian buku secara langsung dapat meminimalisir pengadaan buku secara gelondongan yang seringkali diterbitkan tahun lama dan tidak update, apalagi untuk pengadaan buku-buku di perpustakaan daerah biasanya dilakukan selama 2 kali dalam setahun dengan anggaran sekitar Rp 200 juta.“setiap tahun itu kita pengadaan buku sampai dua kalti, nah kalau pengadaan nunggu harus banyak. Mau tidak mau kita harus melalui lelang dan mencari lagi percetakan mana-mana”, Ucap Ivan.
Ivan berharap untuk pengadaan buku di perpustakaan daerah bisa sesuai kebutuhan “kalau lelang nunggu lagi, iya kalau buku ada. Saya berharap pengadaan buku ini seperti “minum obat”, sesuai kebutuhan. Ada buku best seller kita bisa beli, jangan menunggu, karena bisa ketinggalan yang akhirnya hanya menjadikan kita sebagai bank buku saja, sehingga bukan lagi tempat untuk menyimpan ilmu”, Terang ivan. (HS/ADV18)