Tulis & Tekan Enter
images

Tantangan Generasi Paska Pandemi Covid-19

Dimaz Harits, S.T., M.T. (Dosen Teknik Industri Unversitas Balikpapan)

 KaltimKita.com, BALIKPAPAN  -  Bagi orang – orang Ateis, esksistensi manusia murni bentukan Alam. Dalam perjalan panjang genus Homo, terjadi satu momen misterius yang memantik evolusi pada kognitif genus Homo, menciptakan satu varian unik dengan kemampuan mental diatas rata – rata kemampuan sepupunya (homo ergaster, homo erectus, homo neandhertal) dan makhluk lain dimuka bumi.

Bagi kita bangsa yang beragama, manusia sebagai pemimpin dimuka bumi merupakan fitrah. Adam dan Hawa telah ditakdirkan turun ke dunia. Kehidupan dunia dan seisinya ada untuk manusia dan menjadi ujian baginya. Sebagai gantinya, Tuhan memberikan balasan bagi yang memperbaiki alam, dan menjanjikan adzab bagi perusak alam.

Dalam lintas sejarah, manusia telah membuktikan keuletanya bertahan menghadapi tantangan alam dan kehidupan. Manusia tetap eksis walaupun ribuan jenis penyakit, binatang buas, bencana alam, dan peperangan datang silih berganti. Populasinya terus meningkat berkat kecerdasan pemberian Tuhan.

Jauh sebelum adanya pertanian, mesin, dan komputer manusia hidup secara nomaden dengan berburu dan mengumpulkan sumber makanan. Tingkat resiko kehidupan saat itu cukup tinggi dan angka kelahiran sangat kecil. Namun, terlepas dari kerasnya kehidupan dizaman pemburu dan pengumpul, manusia tetap eksis.

Memasuki era revolusi agrikultur, pertumbuhan populasi meningkat berkali – kali lipat. Pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi pilar kehidupan masyarakat. Komunitas manusia bukan lagi kelompok – kelompok kecil, tapi berkembang menjadi desa – desa dan menetap di satu tempat. Manusia beralih pada tantangan baru, hama, penyakit menular, dan peperangan yang lebih besar. Besi, dan logam menjadi penentu kekuatan.

Besi sebagai pedang berhasil menggeser kedudukan hewan  buas sebagai tantangan kehidupan. Logam mulia, emas dan perak memudahkan sirkulasi pertukaran barang antar desa sekaligus sebagai agen konektivitas antar peradaban. Hewan – hewan tunduk pada manusia. Kecepatan kuda berhasil dimanfaatkan sebagai kendaraan. Keuletan sapi digunakan untuk membajak. Ayam, bebek didomestikasi sebagai cadangan makanan. Anjing yang dulunya ancaman menjadi penjaga ternak dan kawan berburu yang baik.

Mesin uap hadir, dan memantik tahapan kehidupan baru bagi manusia. Pekerjaan berat yang tidak bisa ditangani manusia dan hewan beralih ke mesin. Industri – industri kecil mulai berdiri.

Seiring waktu kapasitas dan produk – produknya semakin meningkat dan bervariasi. Ketika Listrik ditemukan oleh Faraday, geliat industri semakin menjadi – jadi. Pelayanan mesin telah meningkatkan kenyamanan hidup manusia.

Populasi jauh  dan jauh bertambah. Ketika bumi terasa semakin sempit, teknologi semakin canggih, peperangan besar pun terjadi. Hewan dan bencana Alam berhasil diatasi, tapi jiwa – jiwa tamak manusia semakin menjadi - jadi. Perang yang dulunya even eklusif menjadi inklusif. Masyarakat umum menjadi korban terbesar pada perang dizaman ini. Setiap negara saling tuding menuding ancaman.

Peperangan memicu percepatan teknologi. Teknologi siapa yang paling canggih, dia rajanya. Alan Turing berhasil menemukan alat pemecah sandi komunikasi Nazi dan menjadi cikal bakal Komputer. Setelah peperangan besar berakhir, negara – negara mengalihkan teknologi canggih peperangan ke bidang – bidang domestik. German menjadi produsen mesin – mesin berat, mobil dan motor berkualitas, begitu juga Italia, Prancis, Rusia dan Jepang. Sedangkan Amerika menjadi tempak lahirnya puncak teknologi abad ini, Silicon Valey.

Hari ini kehidupan manusia menghadapi tantangan yang tidak baru. Manusia telah ditimpa banyak pandemi dan bencana. Atas berkat rahmat Tuhan, manusia tidak hanya berhasil melewati tantangan tersebut tapi membawa kemajuan berupa pengetahuan dan teknologi yang meningkatkan kualitas hidup generasi selanjutnya.

Penularan cacar yang mematikan melahirkan teknologi vaksin. Teknologi yang tidak hanya membebaskan manusia dari keganasan cacar tapi turut memperbaiki kualitas hidup masyarakat modern.

Ketika pandemi Covid – 19 datang, dan manusia harus memulai kehidupan baru, muncul pertanyaan besar seperti apa bentuk kehidupan masyarakat pasca pandemi. Yang jelas, pandemi ini membuka mata kita pada jasa dan kekuatan besar Internet. Tanah, air, udara tidak lagi menjadi pembatas komunikasi dan distribusi informasi.

Dunia digital menempatkan manusia pada dimensi peradaban yang baru. Kehidupan semakin mudah karenanya. Di zaman ini Manusia tidak hanya dilihat dari bahasa bumi apa yang dia kuasai, Inggriskah, Mandarikah, Arabkah. Namun juga dari bahasa digital apa yang dia kuasai, Java kah, Kotlin kah, PHP kah, HTML kah.

Pandemi ini benar – benar mempercepat ekspansi dunia digital pada kehidupan manusia sampai ke akar – akarnya. Jika tanpa pandemi saja kebutuhan pakar digital masa depan diramalkan begitu banyak, apa lagi dengan pandemi.

Tantangan terbesar generasi pasca pandemi adalah tercukupinya orang dengan talenta digital. Jika dizaman pemburu pengumpul, jumlah anggota kelompok menjadi kekuatan terbesar, di zaman agrikultur kepemiilikan tanah dan logam menjadi kekuatan terbesar, di zaman industri kepemilikan mesin teknologi menjadi kekuatan terbesar, maka di zaman ini kapabilitas digital baik dari sisi SDM dan infrastruktur menjadi kekuatan terbesar disetiap level, baik level negara, pemerintah,industri, insitusi, dan keluarga. (and)


TAG

Tinggalkan Komentar