Tulis & Tekan Enter
images

Testing Covid-19 di Balikpapan Lampaui Standar WHO

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Penambahan kasus Covid-19 di Kota Balikpapan terus melambung dengan angka harian di atas 200-300 kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Jumat kemarin (30/7/2021) misalnya. Positif baru Covid-19 di Kota Balikpapan bertambah sebanyak 494 kasus. Kemudian, 323 pasien sembuh dan 28 kasus kematian.

Dengan tambahan tersebut, maka jumlah keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Minyak (sebutan Balikpapan) mencapai 29.107, dengan kasus aktif 7.502.

Sementara untuk total kasus meninggal dunia sebanyak 1.239 orang, dengan belasan orang meninggal dalam sehari. Kemudian untuk jumlah pasien sembuh sejak awal pandemi mencapai 20.366 orang.

Kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) diharapkan tidak kendur di tengah masih tingginya kasus harian Covid-19 saat ini. Disamping itu, upaya pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) juga dioptimalkan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan untuk memutus rantai penularan kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menuturkan, sejauh ini tidak ada kendala perihal 3T di lapangan. Bahkan, untuk testing dan tracingnya cukup tinggi.

"Kita dalam satu minggu bisa 13 ribuan testing. Terdiri dari antigen maupun PCR (polymerase chain reaction). Testingnya kita malah lebih tinggi dari standar WHO satu per seribu penduduk, di Balikpapan bisa tujuh per seribu penduduk," katanya, Jumat (30//2021).

Tingginya angka testing tersebut dikarenakan cukup banyak sekali laboratorium PCR yanga ada di Kota Balikpapan.

"Semua penuh, dan mereka (masyarakat) membayar mandiri. Selain itu mungkin banyak dukugan dari perusahaan. Artinya masyarakat enggak takut diperiksa," ungkapnya.

Jika ditemukan kasus positif saat testing, lanjut Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan itu, maka dilanjutkan dengan tracing yang dilakukan oleh puskesmas.

"Mereka (puskesmas) memiliki tenaga yang memang direkrut khusus untuk tenaga tracing. Di lapangan tenaga bekerjasama dengan Satgas PPKM Mikro. Kalau di perkantoran juga tracing dilakukan oleh Satgas perusahaan," tuturnya.

Dari upaya 3T tersebut yang masih perlu ditingkatkan hanya treatmentnya saja. Ada pun kendalanya, yakni masih banyaknya masyarakat yang terpapar Covid enggan melakukan isolasi di tempat yang telah disiapkan pemerintah.

"Mereka mau di rumahnya sendiri. Padahal di rumahkan belum tentu disiplin dan belum tentu aman. Akhirnya berisiko untuk menular yang lain. Akan lebih lambat pemutusan kasusnya," pungkasnya. (an)


TAG

Tinggalkan Komentar