KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Bagi sebagian masyarakat di Kaltim, wedang dayak tentu belum familiar ditelinga. Padahal minuman ini merupakan khas Kalimantan. Ya jika di pulau jawa terkenal dengan wedang uwuh, sarabba di Makassar dan bir pletok di Jakarta, maka di Kaltim ada wedang dayak.
Minuman khas ini telah diapresiasi langsung oleh Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam acara Apresiasi Kreasi Indonesia 2022. ”Pak Sandiaga langsung yang meminta agar wedang dayak ini terus eksis. Sehingga ada minuman khas dari Kaltim seperti yang ada di Makassar, Jakarta ataupun Pulau Jawa,“ ujar Owner Wedang Dayak Nurul Ahdaniah.
Ya produk wedang dayak pertama kali diproduksi pada 2020 lalu. Saat itu, bawang dayak memiliki khasiat namun sangat jarang untuk meliriknya. Bahkan saat para petani panen raya, sangat sedikit peminatnya. Imbasnya, saat itu petani malas untuk menanam lagi. “Saat itu berfikir, kalau tidak dilesterikan, terus siapa lagi,“ akunya.
Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat mengapresiasi kehadiran wedang dayak ddalam acara Apresiasi Kreasi Indonesia 2022.
Nah, untuk melestarikan dayang bawak, ia pun berinovasi dengan membuat wedang dayak dengan bahan pokok utama bawang dayak dengan kombinasi rempah-rempah lainnya. Hal ini agar mudah dikonsumsi oleh masyarakat.
”Wedang dayak ini spesial minuman herbal khas kalimantan. Karena ada tanaman endemik kalimantan. Selain bawang dayak, kombinasi lainnya ada rempah-rempah dan madu hutan,“ ujarnya.
Saat ini, peminat wedang dayak sudah sampai ke Pulau Jawa. Pun di Kaltim, juga telah tersedia di dua bandara baik Samarinda maupun Balikpapan.
”Kami juga sudah bekerja sama dengan beberapa pusat oleh-oleh di Samarinda dan Balikpapan. Termasuk membuka distributor dengan perminggu bisa membuat 300 botol dan 400 pcs,“ katanya.
Dengan bahan pokok utama bawang dayak, wedang dayak ini dikemas dalam empat jenis yakni kemasan botol, kemasan serbuk, kemasan celup dan kemasan kopi.
Untuk harganya, kalian bisa mendapatkanya dengan harga terjangkau. Untuk jenis kemasan botol dijual dengan harga Rp 10 Ribu, kemasan murni wedang dayak herbal dan kemasan celup plus madu diharga Rp 35 Ribu, kemasan wedang dayak kopi dengan harga Rp 40 Ribu serta kemasan serbuk dengan harga Rp30 Ribu. “Bagi yang ingin pesan bisa langsung ke Jalan Projakal KM 5,5 RT 29 Keluraha Graha Indah, Balikpapan Utara,“ ujarnya.
Sementara, soal kehadiran Ibu Kota Nusantara di Kaltim, kata dia tentu menjadi berkah baginya. Sebab hal positif yang bisa didapat, bagaimana wedang dayak bisa lebih dikenal sebagai minuman khas daerah kepada masyarakat Indonesia.
“Terpilihnya Penajam Paser Utara sebagai wilayah IKN baru, memberikan dampak positif dan anugerah. Tentu banyak yang akan berlibur ataupun ingin melihat ibu kota baru. Tentunya, sektor UMKM akan turut berdampak dengan banyaknya masyarakat yang mencari makanan dan minuman khas lokal,“ ujarnya.
Nah, saat ini ia pun tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk tetap eksis dan kian dikenal di masyarakat. Termasuk mendaftarkan legalitas produk serta ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
”Walaupun kita belum tahu, kapan IKN berdiri. Sejak sekarang sudah harus disiapkan. Jadi ketika benar-benar berdiri dan banyaknya produk baru, wedang dayak tetap hadir sebagai produk unggulan lokal,“ jelasnya.
Pun begitu, ia menyadari kehadiran IKN tidak hanya menciptakan peluang pendapatan tinggi, tapi juga akan banyak pesaing bisnis yang hadir. Hal tersebut tidak bisa dipungkiri. ”Tapi tak perlu memikirkan negatifnya dan harus berfikir positif. Karena semua sudah ada segmentasi pasarnya masing-masing. Tinggal bagaimana meningkatkan kualitas dan terus dikenal serta diterima masyarakat,” akunya.
Ia pun berharap seperti pada masyarakat umumnya, ada efek positif dengan kehadiran IKN. Utamanya dalam hal perekonomian. ”Berharap para pelaku UMKM lokal bisa dimaksimalkan dan diutamakan. Tentunya, sangat berharap dukungan pemerintah agar produk lokal bisa terus eksis,“ harapnya. (and)