Kaltimkita.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan perhatian khusus pada masalah stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kurangnya gizi.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono mengatakan telah membentuk tim Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting (KP2S) yang ia pimpin sendiri, sebagai langkah menekan angka stunting.
Sunggono memaparkan, saat ini angka stunting menunjukan tren positif dan penurunan dari tahun 2016 sampai 2020.
“Sekarang angkanya itu 16,8 persen, ada penurunan signifikasi ketika ditangani tim KP2S dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK),” katanya.
Sunggono optimis akan angka tersebut kembali menurun walaupun banyak keterbatasan dikarenakan kondisi pandemi sehingga upaya pada 2020 tidak bisa diadopsi. Saat ini dilaksanakan kembali dengan target sasaran desa yang ditetapkan sebagai titik lokus dalam penanganannya.
Target dari nasional sampai akhir tahun 2024, harus turun sampai 14 persen. Tentu perlu komitmen bersama, saling bahu membahu dalam mencapai target tersebut.
“Ya mudah-mudahan tahun depan kita bisa turun sampai 15 persen lah dari 16,8 persen di tahun 2019,” harapnya.
Tim KP2S yang dimaksud Sekda Kukar diambil dari beberapa OPD. Diantaranya, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana serta dinas yang memiliki pelayanan dasar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Martina Yulianti menambahkan, sasaran 1000 HPK tak hanya untuk ibu hamil dan anak usia dua tahun, sekarang ditambah remaja karena kelak mereka akan mengalami kehamilan.
Jadi saat remaja zat besi sangat diperlukan karena jika kekurangan akan menyebabkan anemia atau kurang darah.
“Jadi mulai remaja kini di intervensi kecukupan gizinya agar baik, ketika dia hamil maka bayinya baik ketika dikandung, tidak hanya menjelang kehamilan saja,” tutupnya. (adv/ian)