KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek menggelar webinar pengenalan dan pencegahan penyakit menular sejak dini sebagai penguatan pendidikan karakter. Kamis (24/3/2022) kemarin mengundang secara langsung Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Dra Sri Wahyuningsih, M.Pd selaku keynote speach.
Ya pada kegiatan tersebut, tiga narasumber juga dipercayakan memberikan materi. Mereka adalah Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dr. drh Didik Budjianto, M.Kes, Advisor TB WHO South East Asia Advisor AIDS, TB & Malaria, USAID dan UNPD Indonesia Dr. Carmelia Basri, M Epid serta Kepala SD Kemala Bhayangkari Balikpapan Dr Baharuddin Mpd.
Bagi Dr Baharuddin Mpd memberikan materi perihal implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai penguatan karakter siswa.
Dijelaskan salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah dengan upaya pendidikan dan kesehatan. Dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan
“Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi Health Promoting School artinya sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya,“ ujar Dr Baharuddin Mpd.
Nah bagaimana memulai PHBS itu, ia menguraikan langkah-langkah yang perlu dilakukan yakni mulai saat tahu, mulai dari yang diketahui serta mulai dari diri sendiri. Ada beberapa indikator PHBS yang wajib diterapkan. Diantaranya mencuci tangan dengan air mengalir, gizi seimbang, jajan di kantin sekolah yang sehat, memberantas jentik nyamuk serta hal lainnya.
“Jika ini diterapkan, tentu PHBS di sekolah bisa berjalan. Dan ini yang diterapkan SD Kemala Bhayangkari Balikpapan. Tentunya juga harus membentuk tim, kaji lingkungan serta buat delapan indikator PHBS, jika ingin menerapkannya,“ ujar pria yang mengantarkan SD Kemala Bhayangkari mendapat predikat sekolah sehat nasional.
Ia mengatakan agar para murid bisa menerapkan nya setiap saat, juga perlu melakukan sosialisasi. Cara sosialisasinya dilakukan lewat lagu, poster, info sekolah, gaya hidup, pengumuman, mading sekolah hingga melalui koran atau majalah.
“Pembiasaan-pembiasaan siswa juga penting. Untuk itu, harus sering-sering melakukan kegiatan kepada murid dengan indikator PHBS,“ jelasnya.
Pun begitu, penerapan ini tidak berjalan sukses tanpa adanya dukungan dari semua pihak. Baik dari tim pembina, peran Dinas Kesehatan Kota melakukan imunisasi, komite sekolah, kepala sekolah, guru hingga orang tua di rumah.
”Dengan penerapan PHBS, anak bisa jadi terbiasa hidup sehat, menjadi kader kesehatan bagi teman dan keluarganya, sekolah menjadi lembaga pembelajaran dalam promkes serta para guru menjadi mitra pengembangan promkes di sekolah,“ pungkasnya. (and)