Kaltimkita.com, BALIKPAPAN- Rentetan hasil buruk yang dialami tim Persiba Balikpapan di musim kompetisi Liga 2 2023/2024 berimbas pada tertutupnya mimpi mereka untuk merebut tiket promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional, Liga 1.
Puncaknya, kekalahan kandang di Stadion Batakan dari tim tamu Persewar Waropen (1-3) pada Minggu (12/11/2023) malam bukan hanya insiden kecil keributan suporter, namun juga berimbas pada mundurnya Presiden Persiba, Gede Widiade.
Dalam kenferensi persnya di Jakarta melalui rilis resminya, Persiba yang sebelumnya ditangani langsung oleg Gede Widiade secara resmi beralih kepemilikan kepada Mohammad Rafil Perdana dan tim manajemennya.
Menyikapi peralihan manajemen dalam kepengurusan tim berjuluk Beruang Madu tersebut, Wali Kota Balikpapan, H. Rahmad Mas’ud pun angkat bicara. Diterangkan Rahmad, dari apa yang diketahuinya, proses pengelolaan Persiba ke tangan Gede Widiade semasa dirinya menjabat sebagai wakil wali Kota Balikpapan, semestinya tidak demikian yang dengan mudahnya beralih ke manajemen lain.
“Setau saya, karena waktu proses pergantian manajemen saat itu ke tangan Pak Gede (Widiade). Jika nantinya manajemen baru tidak sanggup lagi mengelola Persiba, hendaknya dikembalikan lebih dulu ke pemerintah kota. Jadi seharusnya pergantian manajemen ini tidak begitu, tapi harus dikembalikan dulu ke pemkot,” terang Rahmad Mas’ud, kepada Kaltimkita.com, Senin (13/11/2023) malam.
Jadi lanjut wali kota yang juga hobi olahraga berkuda ini, sesuai komitmen seharusnya jika memaang sewaktu-waktu manajemen Persiba dalam hal ini Pak Gede sudah tidak mampu mengelola sebaiknya dikembalikan ke pemkot lebih dulu.
“Jadi jangan lepas dulu ke manajemen lain seharusnya serahkan ke pemkot dulu. Sudah lah, kembalikan saja ke “Ibu Pertiwi”. Kalau sudah tidak mampu mengelola, serahkan saja ke pemkot, biar pemkot yang carikan solusi,” imbuhnya.
Menurut Rahmad Mas’ud sejauh ini memang ada saja di sebagian masyarakat menilai dirinya sebagai wali kota yang kurang peduli terhadap tim kebanggaan masyarakat Kota Balikpapan tersebut. Padahal kata Rahmad, dirinya sejak dulu sudah menjadi bagian dari Persiba, bahkan sempat menjadi manajer tim yang dulunya berjuluk tim selicin minyak ini. Hanya saat ini Persiba merupakan tim professional yang sudah berbadan hukum sebagai perseroan.
“Jadi bukan saya tidak peduli, tapi memang kondisinya berbeda. Saya ini pernah pegang sebagai manajer Persiba dengan dana pribadi banyak orang tahu bagaimana saat saya jadi manajer Persiba, jadi jangan ragukan saya lah soal olahraga, saya kan juga ketua Pordasi (olahraga berkuda) Kaltim saat ini. Sekarang kalau memang dipegang manajemen baru, itu sudah melanggar kesepakatan. Seharusnya publik tahu itu. Kalau saran saya, kalau tidak klir juga, kembalikan saja (Persiba) ke “Ibu Pertiwi”, saya siap datangkan investor, dan orang yang siap mengelola Persiba,” tegas Rahmad Mas’ud. (bie)