Kaltimkita.com, SAMARINDA - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur (DPK Kaltim) memberdayakan peran perpustakaan desa maupun kelurahan, dan taman baca masyarakat guna mewujudkan inklusi sosial di daerah setempat.
"Upaya ini dilakukan melalui replikasi program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menyasar 50 perpustakaan desa/kelurahan/taman baca masyarakat (TBM) di sembilan kabupaten/kota se-Kaltim," ucap Pelaksana Tugas Kepala DPK Kaltim Anita Natalia Krisnawati, Senin (18/11/2024).
Ia juga menyampaikan program ini untuk meningkatkan kegemaran membaca dan literasi masyarakat sekaligus memberdayakan masyarakat melalui akses informasi yang lebih luas.
"TPBIS tidak hanya sekedar meningkatkan minat baca, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan desa," ujarnya.
Anita menjelaskan, program ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang mengamanatkan perpustakaan desa sebagai pusat informasi dan pengembangan masyarakat.
TPBIS juga dikerahkan mendukung pengembangan ekonomi lokal karena melalui literasi, masyarakat mampu menggali potensi desa dan mengembangkan menjadi produk unggulan.
"Misalnya, ibu-ibu di desa yang sebelumnya hanya memanfaatkan singkong untuk konsumsi rumah tangga, setelah membaca buku, mereka bisa belajar mengolah singkong menjadi produk yang bernilai jual," kata Anita.
Anita mencontohkan beberapa desa yang telah berhasil mengembangkan produk olahan jahe menjadi minuman dan bubuk. Inovasi ini muncul berkat informasi yang mereka dapatkan didalam buku dan internet yang diakses melalui perpustakaan desa.
Guna mendukung program ini, DPK Kaltim menggelar Bimbangan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bimtek SPP TIK) secara daring dan luring pada 18-22 November 2024. Bimtek ini diikuti oleh para pengelola perpustakaan desa/kelurahan/TBM.
"Lewat bimtek ini, kami berharap para pengelola perpustakaan desa mampu mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat," bebernya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program TPBIS. DPK Kaltim aktif bekerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya pemerintah kabupaten/kota, sekolah, dan organisasi masyarakat seperti PKK.
"Kami juga mendampingi sekolah-sekolah, terutama SMK, dalam mengembangkan perpustakaan dan kegiatan literasi yang mendukung keterampilan siswa," imbuhnya.
Anita menyebut masih ada tantangan guna meningkatkan literasi masyarakat desa, terutama di tengah marak penggunaaan gadget dan akses internet yang belum merata.
"Melalui buku-buku yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, perpustakaan desa dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi mereka," tutupnya. (adv/ian)