Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Dalam momen HUT ke-126, Pemerintah Kota Balikpapan mengaku, meski Balikpapan sebagai yang terbaik di Provinsi Kalimantan Timur, namun saat ini masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan pembangunan.
Ya, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud mengatakan, bahwa masih terdapat kekurangan untuk menuju kesejahteraan dan memaksimalkan infrastruktur kota Beriman.
Oleh karena itu, diharapkannya Pemerintah Pusat dan Daerah maupun seluruh elemen masyarakat juga stakeholder selalu bersinergi dan berkolaborasi, demi mewujudkan kesetaraan kesejahteraan dan pembangunan kota.
“Yang namanya kekurangan itu sampai akhir hayat pasti ada kekurangan. Jadi untuk menutupi itu, mari kita lakukan dengan etos kerja, komitmen, integeritas dan loyalitas kita untuk membangun kota Balikpapan,” kata Rahmad Mas’ud saat menghadiri Paripurna Istimewa di Hotel Novotel, Kemarin.
Rahmad menegaskan, selain berupaya menanggulangi pembenahan terkait pelayanan air bersih, Pemkot saat ini juga benar-benar terfokus ke pekerjaan pengendalian banjir. Meski permasalahan banjir tidak seburuk di daerah lain, tetapi paling tidak bisa mengurangi intesitas banjir di kota Balikpapan.
“Secara fakta kan Balikpapan banjirnya tidak seperti kota lain yang bermalam sampai 3-4 hari. Tapi apapun bentuknya itu semua kami akan memperbaiki minimal mengurangi banjir yang ada,” ujarnya.
“Di tengah pertumbuhan kota Balikpapan, pembangunan itu juga harus kita kontrol, jangan sampai ada tempat pembangun baru menjadi biang baru timbulnya banjir. Ini yang menjadi perhatian serius kami juga,” sambungnya.
Meski begitu, sejauh ini Rahmad mengaspresiasi antusias masyarakat terlepas dari masih banyaknya kekurangan. Menurutnya, Balikpapan memiliki kelebihan lain yang masih kental dengan meniru budaya tanah air sendiri. Di mana beranekaragam suku, budaya dan agama ada di Balikpapan, namun rasa persatuannya tetap mengikat.
“Walau perbedaan itu, tapi timbul rasa semangat gotong royong sebagai warga negara Indonesia. Itulah budaya Indonesia yang sejatinya sebagai orang timur.
Kendati demikian, ia berharap budaya itu tetap dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga betul-betul menjadi komitmen. Apalagi perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah terjadi, penting tentunya Balikpapan sebagai penyangga sekaligus pintu gerbang guna menyambut dan mendukung hadirnya Ibu Kota baru tersebut.
“Kota ini kan harus aman dulu dan setelah itu baru nyaman. Dan setelah itu semua terjadi, inshaa allah kota Balikpapan ini nyaman selama-lamanya untuk dihuni,” pungkasnya. (lex)