Catatan Rizal Effendi
SAYA hadir di acara HUT ke-128 Kota Balikpapan, Senin (10/2) kemarin. Sudah 3 tahun saya absen di tahun-tahun sebelumnya. Sengaja saya datang tahun ini, karena ada yang ingin saya lihat. Banyak yang kaget.
Pukul 07.00 rekan saya Zaenal Abidin sudah menjemput. Pagi sekali. “Biar ngga terlambat,” katanya. Tapi saya bilang kita datang 30 menit kemudian sesuai jadwal di undangan. Acara sendiri akhirnya baru dimulakan pukul 09.30 Wita.
Saya sempat disambangi sejumlah ketua RT yang “menguningkan” kursi undangan. Maklum mereka diberi baju batik berwarna kuning. Serasi dengan backdrop upacara yang dominan warna kuning. Sebagian mendaulat saya foto bersama. “Kita lama ngga lihat Pak Rizal hadir di HUT Kota,” katanya.
Ketika saya menuju kursi undangan banyak yang menyalami saya. Sebagian ibu-ibu menanyakan istri saya, Bunda Arita. “Mohon maaf Ibu lagi umrah,” kata saya. Mereka maklum. Bunda Arita sekarang berada di Madinah lagi mau menuju Mekkah untuk melaksanakan umrah.
Berfoto bersama warga kota di antaranya Direktur Operasional Platinum Group, Sugianto (paling kiri) dan tokoh lainnya.
Di barisan saya duduk, ada mantan wakil wali kota Heru Bambang dan istri. Ada juga Ibu Yetti Tjutjup Suparna, istri Wali Kota Balikpapan Tjutjup Suparna (1991-2001) dan Ibu Zaenal Abidin, istri mantan Ketua DPRD Balikpapan Zaenal Abidin.
Yang tidak kelihatan Ibu Ratna Syarifuddin Yoes, istri Wali Kota Balikpapan Syarifudin Yoes (1981-1989). Biasanya beliau rajin datang dari Jakarta. Saya mendapat informasi kesehatannya kurang memungkinkan, sehingga tahun ini absen di HUT Kota.
Bertindak sebagai komandan upacara Camat Balikpapan Utara Muhammad Fadli Fathurrahman, yang pada perayaan HUT ke-68 Provinsi Kaltim, 9 Januari lalu terpilih sebagai Camat Teladan se-Kaltim. Sayangnya peserta upacara didominasi barisan Angkatan. Tak ada unsur pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Juga tak ada barisan paguyuban yang menggambarkan keragaman di Balikpapan.
Penampilan tarian kolosal yang dibawakan 1.128 pelajar se-Kota Balikpapan.
Yang istimewa saat menyanyikan lagu Hymne Balikpapan. Karena dipimpin langsung sang penciptanya, Raden Muhammad Sjamsudin Hardjakusumah alias Syam Bimbo. Waktu Syam bernyanyi sound systemnya agak kurang sempurna.
“Saya diminta Pak Tjutjup Suparna menciptakan lagu Hymne Balikpapan,” kata Syam mengenang. Si sulung dalam keluarga Bimbo ini senang melihat perkembangan kota Balikpapan yang hidup. “Saya juga membuat lagu IKN berjudul Bumiku Nusantara,” tambah musisi legendaris penerima gelar doktor honoris causa dari ITB ini.
Syam sudah berusia 83 tahun dan sudah beberapa kali menghadiri HUT Kota Balikpapan. Di era saya menjadi wali kota, dia juga sempat diundang menerima penghargaan atas karyanya yang sangat luar biasa. “Sebagai warga negara yang baik saya mencoba berkontribusi sesuai keahlian saya,” katanya merendah.
Berfoto bersama para ketua RT.
Wali Kota Rahmad Mas’ud selain menyampaikan amanat, juga menyerahkan sejumlah penghargaan. Di antaranya diberikan kepada Ketua PWI Balikpapan, Debi dan Ketua HIPMI Adam Dustin Bhakti. “Tentu ini menjadi kebanggaan,” kata mereka penuh semangat.
Adam adalah CEO Lexa Event Organizer (LEO), yang banyak mendapat kepercayaan melaksanakan berbagai event di IKN. “Ya agak terasa juga berpengaruh dengan adanya pemangkasan anggaran dari pemerintah,” katanya sempat bertemu saya seusai upacara.
Ketua HIPMI Balikpapan Adam Dustin Bhakti menerima penghargaan dari Wali Kota Rahmad Mas’ud.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Kepala Kementerian Agama Kota Balikpapan H Masrivani, S.Ag, MH. Dia membacakan doa full bahasa Arab dan agak panjang. Tidak seperti lazimnya doa ada bagian bahasa Indonesia. Kabarnya itu memang permintaannya begitu.
HUT ke-128 Kota Balikpapan mengambil tema: Harmoni Berkelanjutan. Ketua panitianya Asisten 3 Pemkot dr Andi Sri Juliarty atau dr Dio. “Harmoni Berkelanjutan memiliki makna yang mendalam, di mana kita sebagai entitas dengan beragam latar belakang diharapkan mampu bersatu dalam keharmonisan disertai progres pembangunan untuk yang hidup di masa sekarang maupun generasi mendatang,” ujar Rahmad Mas’ud.
Syam Bimbo bersama Kepala Kamenag Balikpapan H Masrivani di HUT Kota Balikpapan.
Seusai upacara, Wali Kota meresmikan sejumlah proyek pembangunan di antaranya gedung SMP 27, SMP 28, Kantor Kelurahan Sepinggan Baru, aula kantor Gunung Bahagia dan Puskesmas Gunung Bahagia. Saya dengar beberapa gedung bernilai miliaran rupiah itu tidak terlalu sempurna pengerjaannya karena ada yang bocor. Juga mengorbankan bendali di situ.
DISKUSI PERKEMBANGAN ITK
Di saat upacara, saya berdampingan dengan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Dr rer.nat Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc. Kebetulan juga satu deretan dengan anggota DPRD Kaltim dapil Balikpapan di antaranya H Sabarudin Panrecalle, Nurhadi Saputra, H Baba, dan H Yusuf Mustafa.
“Tiga ketua komisi di DPRD Kaltim diborong anggota Dewan dapil Balikpapan,” kata Nurhadi. Yaitu Abdulloh (Golkar) sebagai Ketua Komisi III, Sabaruddin (Gerindra) sebagai Ketua Komisi II dan H Baba (PDIP) sebagai Ketua Komisi IV.
Saya mengenalkan Rektor ITK kepada mereka. ITK perlu mendapat dukungan dari Pemprov Kaltim termasuk DPRD karena ITK lahir berkat perjuangan Pemprov Kaltim di era Gubernur Awang Faroek Ishak dan Pemkot Balikpapan di era saya.
Pemprov Kaltim dan Balikpapan berjanji menyediakan lahan seluas 300 hektare untuk pembangunan kampus ITK di Km 15, Karang Joang, Balikpapan Utara. Tapi sampai sekarang belum dapat dipenuhi. Saya bilang janji ini harus tetap dipenuhi meski kepala daerahnya sudah berganti.
Menurut Prof Agus, ITK sangat perlu dikembangkan dan dimantapkan. Karena berkaitan dengan peningkatan SDM putra-putra Kaltim sendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan adanya pembangunan IKN. “Karena itu ITK butuh dukungan dari semua stakeholder di Kaltim baik dari pemerintah daerah maupun kalangan swasta,” jelasnya.
Meski ITK baru berusia 10 tahun, prestasinya sangat membanggakan dan berkelas. Di tahun 2024 lalu, ITK meraih penghargaan bergengsi sebagai peringkat 1 dalam kategori Penggunaaan Cash Management System (CSM).
Dalam ajang Anugerah Diktisaintek 2024, ITK memborong 7 penghargaan. Yaitu Anugerah Kerjasama Diktisaintek 2024 kategori Satker terdiri silver winner untuk perguruan tinggi (PT) dengan Kerjasama Pemerintah/Lembaga Swadaya Masyarakat Terbaik, serta Bronze Winner untuk PT dengan Kerjasama industri terbaik.
Selain itu dalam Anugerah Humas Diktisaintek 2024 meraih gold winner untuk siaran pers, media sosial, majalah dan laman. Serta bronze winner untuk insan humas terbaik atas nama Saputro Dewo Santoso.
Pada Malam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2024, ITK juga meraih penghargaan sebagai Badan Publik Informatif.
“Penghargaan itu mencerminkan dedikasi ITK dalam memperkuat peran sebagai PT unggul, tidak hanya di bidang akademik tetapi juga dalam menjalin kerjasama strategis dan meningkatkan kehumasan,” kata Agus Rubiyanto, yang pernah menjadi Atase Pendidikan di Jerman.
Baru setahun menjadi Rektor, ada 8 dari 22 program studi (prodi) di ITK meraih akreditasi internasional dari ASIIN Jerman. Yaitu Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Material dan Metalurgi, Teknik Sipil, Perencanaan Wilayah Kota, Teknik Elektro serta Sistem Informasi dan Informatika. “Tahun ini ITK akan membuka program magister manajemen teknik,” kata Prof Agus.
Dalam kesempatan kemarin, Rektor ITK juga saya perkenalkan dengan Ibu Inggrid Assa, yang sekarang Ketua Perkumpulan Pengembang Kepribadian dan Karakter Indonesia (PRIBADI) Kaltim dan Ibu Dra Dwita Salvery, MM, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Kaltim. Mereka sepakat menjalin kerjasama untuk kemajuan bersama. Selamat untuk ITK dan selamat HUT ke-128 Kota Balikpapan.(*)