Tulis & Tekan Enter
images

Andi Sri Juliarty

Dinas Kesehatan Balikpapan Imbau Masyarakat Agar Paham Gejala Sebelum Merujuk ke Rumah Sakit

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menangani penyebaran virus Covid-19 di lingkungan masyarakat, salah satunya dengan menghimbau warga yang terpapar, agar dapat memahami kriteria isolasi sesuai gejala yang dialami.

Ya, beberapa tempat telah disediakan Pemerintah Kota Balikpapan sebagai Isolasi Terpadu (Isoter) bagi warga postif Covid-19, yakni Hotel Grand Tiga Mustika dan Embarkasi Asrama Haji, namun kedua tempat tersebut hanya menampung pasien bergejala ringan. Pemerintah Kota Balikpapan melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menjelaskan, bahwa warga yang terpapar harus dapat memahami gejala atau kondisi, sebelum memilih melakukan kriteria isolasi.

"Jadi bagi warga yang positif Covid-19 itu saat isoman lihat dahulu kondisinya seperti apa. Kalau tidak ada gejala, alangkah baiknya isolasi mandiri (isoman) dirumah saja, yang bergejala ringan isoter, dan yang gejalanya sedang bahkan berat itu dirumah sakit," ujar Andi Sri Juliarty saat dikonfirmasi media, pada Selasa (7/3/2022).

Kemudian, lanjut Dio sapaan karib Andi Sri Juliarty, masyarakat mesti memahami kriteria-kriteria tersebut, sehingga begitu merasakan gejala ringan saja, tidak perlu mendatangi rumah sakit, cukup dengan menempati isoter sesuai durasi hari yang sudah ditentukan.

ia pun menghimbau pihak rumah sakit, jika menemukan pasien covid-19 bergejala ringan jangan ditahan serta dirawat, tapi agar segera diarahkan ke isoter yang telah disediakan Pemerintah Balikpapan. "Karena biaya rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 bergejala ringan juga tidak ditanggung kementerian kesehatan, atau BPJS Kesehatannya tidak berlaku," beber Dio.

"Jadi cukup dengan isoter saja ke tempat yang sudah kami sediakan, Embarkasi Asrama Haji di Batakan dan Hotel Grand Tiga Mustika di Klandasan Ulu," tambahnya.

Selain itu, Puskesmas juga harus mengarahkan pasien jika menemukan kasus seperti itu, jadi tidak langsung memberikan rujukan untuk segera ditangani pihak rumah sakit. "Semua harus paham dengan situasi ini, baik warga, pihak puskesmas maupun rumah sakit, jadi tidak salah melangkah lagi," cetus perempuan yang menggunakan hijab ini.

Dio juga memberikan penjelasan mengenai gejala yang termasuk sedang maupun berat yang harus diwaspadai masyarakat, sehingga hal itu memang perlu segera ditangani oleh pihak rumah sakit terdekat. "Jadi tanda-tanda yang harus diwaspadai oleh masyarakat yaitu ketika dada terasa sesak atau kesulitan bernafas, serta komorbid berat terhadap lansia. Kalau itu semua terjadi, harus segera arahkan ke rumah sakit terdekat," tegas Dio.

Hingga saat ini, tambah Dio, Angka keterisian tempat tidur alias Bed Occupancy Rate (BOR) Isoter mencangkup 60 persen, sehingga bagi para warga yang merasa mengalami gejala ringan agar segera menempati bangunan tersebut. "Jadi demi mencegah penularan, kami harap masyarakat segera mengisi isoter yang telah kami sediakan," pungkas Dio. (lex)


TAG

Tinggalkan Komentar