Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Sejak 17 Mei 2021 lalu telah terjadi pengeringan air Waduk Telagasari. Dan hasil dari investigasi, hal itu disebabkan karena adanya celah rongga dibawah bangunan spillway (Saluran Pelimpah) yang ada di struktur pondasi.
"Hasil dari investigasi yang dilakukan tidak terjadi kebocoran disisi hulu. Penyebab air surut karena semacam rongga di bawah bangunan spillway. Jadi site pile yang pernah dipasang disitu kemungkinan ada pergerakan dan ada celah rongga, sehingga air bisa keluar dari pelimpah di sebelahnya," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Andi Muhammad Yusri Ramli saat ditemui media beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan setidaknya ada dua penanganan yaitu dengan menggunakan material yang kedap air, seperti tanah liat ditimbun lalu akan dipadatkan dengan dimensi sepanjang lebar spillway 50 meter. Kemudian, membuat kembali pondasi sitepile yang mengalami pergerakan itu tapi tidak mengganti sitepile yang sudah ada.
" Dua penanganan ini cukup menghentikan rembesan air yang ada di waduk itu. Insyaallah jika kedua cara tersebut digunakan akan bisa menampung kembali air di waduk Telagasari," jelasnya.
Yusri menjelaskan, bahwa hasil investigasi tersebut telah dibuatkan laporan, serta akan disampaikan kepada Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.
"Namun, karena beliau (Rahmad Mas'ud, red) ada tamu, maka kami akan membuat jadwal ulang. Untuk menyampaikan hasil investigasi itu," sambung Yusri.
Yusri menuturkan, untuk masalah anggaran dan waktu pelaksanaannya nanti pihaknya akan bertemu dengan Wali Kota Balikpapan. Jika sudah ada arahan dari Wali Kota, kita akan tindak lanjuti.
"Semoga bisa ditangani tahun ini supaya jika terjadi hujan waduk Telagasari bisa berfungsi kembali," ucapnya.
"Masyarakat tidak perlu khawatir lagi, karena ternyata kebocoran bukan pada sisi bangunan yang ada tetapi berada di Spillway," tambahnya.
Ia menilai, jika dihitung untuk anggaran perencanaan kurang lebih sekira Rp 1,5 miliar. Tapi ini belum kita laporkan ke Wali Kota, jika nanti sudah ada arahan dari Wali Kota tindaklanjutnya seperti apa.
"Mudah-mudahan satu dua hari ini kami bisa laporkan ke beliau," harap Yusri.
Untuk tim investigasi sendiri berasal dari tim independen ahli bendungan yang direkomendasikan balai wilayah sungai Kalimantan IV.
"Mereka bekerja melakukan investigasi dengan teknis penanganan yang sudah standart mengenai bangunan bendungan, dan hasil investigasi selesai sesuai jadwal 1,5 bulan, cuma ada pemeriksaan di lab untuk material hasil borring. Supaya bisa kebaca jenis bantuan dan perilaku terhadap rembesan air dan dikirim ke Bandung," tutupnya. (lex)