KaltimKita.com, BALIKPAPAN – Deputi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bidang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Isradi Zainal, menegaskan pentingnya pengelolaan usaha pertambangan di Indonesia yang lebih profesional dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan Isradi seiring dengan peningkatan aktivitas pertambangan di tanah air, yang sering kali mengakibatkan kerusakan lingkungan tanpa adanya penanganan yang memadai.
Isradi Zainal, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Balikpapan (Uniba), mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak lingkungan yang ditinggalkan oleh industri tambang, terutama di Kalimantan Timur. “Dampak lingkungan yang muncul akibat tambang, termasuk di Kaltim, meninggalkan banyak masalah lingkungan yang belum tertangani dengan baik,” ujarnya Jumat, (24/1/2025).
Menurutnya, pengelolaan tambang yang tidak optimal bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga sering kali tidak memberikan manfaat yang sebanding bagi masyarakat sekitar. “Kalimantan Timur kaya akan tambang migas dan batubara, namun ironisnya, banyak masyarakat yang kesulitan mengakses pendidikan dan pekerjaan. Banyak yang menganggur, dan peluang untuk bekerja sangat terbatas,” tambah Isradi.
Isradi menekankan bahwa kekayaan alam Indonesia, termasuk sumber daya tambang, seharusnya dikelola untuk kemakmuran rakyat, bukan hanya untuk keuntungan segelintir pihak. Negara harus memastikan pengelolaan yang adil dan profesional agar hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. “Pengelolaan tambang harus dilakukan secara profesional dan sesuai dengan amanat konstitusi. Negara harus memastikan bahwa kekayaan alam ini digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Isradi juga menyarankan agar pengelolaan tambang diiringi dengan upaya maksimal dalam perbaikan lingkungan bekas tambang. Dia menambahkan bahwa hasil pengelolaan tambang harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat. “Pengaturan pengolahan tambang harus diimbangi dengan pemulihan lingkungan bekas tambang dan adanya manfaat nyata bagi masyarakat setempat, serta untuk kemaslahatan rakyat,” jelasnya.
Sebagai contoh, Isradi menyoroti bahwa meskipun Kalimantan Timur memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun pemerataan manfaat bagi masyarakat setempat masih menjadi tantangan besar. “Ini masalah yang harus kita pikirkan bersama. Yang harus diperhatikan adalah pemerataan, bukan sekadar bagi-bagi tambang,” pungkasnya. (and)