Kaltimkita.com, PENAJAM- Anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sariman mendorong pemerintah daerah untuk melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe.
Pembangunan infrastruktur penampungan air baku Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka (AMDT) sangat dibutuhkan untuk peningkatan cakupan layanan air bersih.
Sampai saat ini warga Benuo Taka yang terlayani air bersih dari Perumda Air Minum Danum Taka baru mencapai 34 persen.
“Kami mendorong agar Bendungan Lawe-Lawe dilanjutkan pembangunannya karena air bersih itu kebutuhan vital yang harus dipenuhi oleh pemerintah,” kata Sariman, Jumat (17/11/2023).
Sariman mengapresiasi upaya Pemkab PPU agar lanjutan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe diambil alih oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kebutuhan anggarannya cukup besar, karena itu memang diharapkan ada bantuan anggaran dari APBN atau diambil alih langsung oleh pusat, itu lebih baik,” terangnya.
Sariman menekankan, penyelesaian pembangunan Bendungan Lawe-Lawe sangat diperlukan. Sebab, kebutuhan pasokan air bersih akan terus mengalami peningkatan seiring dengan adanya pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN).
Peran pemerintah pusat dalam melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe sangat diharapkan oleh pemerintah daerah. Apalagi, perpanjangan pinjam pakai lahan milik PT Pertamina telah selesai. PT Pertamina telah menyetujui perpanjangan pinjam pakai lahan seluas 220 hekatre yang digunakan untuk pembangunan Bendungan Lawe-Lawe.
“Kami juga apresiasi pemerintah daerah dan Pertamina yang telah bersepakat untuk memperpanjang status pinjam pakai lahan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe,” tandasnya.
Diketahui, Bendungan Lawe-Lawe dibangun pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sejak 2014. Saat itu pemerintah daerah mengalokasikan Rp 179 miliar dengan skema proyek multiyears atau tahun jamak.
Tetapi, pemerintah daerah terpaksa menghentikan pengerjaannya pada akhir 2017 dengan alasan defisit. Proyek tersebut belum rampung dan hanya selesai 85 persen. (adv)