Tulis & Tekan Enter
images

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi bersama para tokoh wanita, yang hadir pada peringatan Hari Ibu di Pendopo Odah Etam, Kamis kemarin.

Puisi “Mama” di Hari Ibu

Catatan Rizal Effendi

PUISI berjudul “Mama” yang dibawakan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi menandai peringatan Hari Ibu ke-94  tingkat provinsi di Pendopo Odah Etam, Jl Gajah Mada Samarinda, Kamis (22/12) kemarin. Wagub menggambarkan betapa hebatnya perjuangan seorang mama atau ibu baik untuk kepentingan bangsa apalagi untuk anak, suami, dan keluarga.

Sejumlah tokoh wanita daerah hadir menyambut Hari Ibu tahun ini, yang bertema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.” Di antaranya Ketua BKOW drg Astuty Tommy, Prof Komariah Kuncoro, Ibu Nilakandi, dan Prof Suwinnah Alwi lewat  zoom serta istri Ketua DPRD Kaltim, Hj Nurfadiah Hasanuddin Mas’ud.

Meski begitu ada yang terasa kurang karena tidak bisa hadirnya istri Gubernur Kaltim Ibu Hj Nurbaiti Isran Noor, yang masih dalam pemulihan di Jakarta. Begitu juga istri Wagub, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi, yang dikabarkan kondisinya kurang sehat. “Kita doakan beliau kembali sehat, begitu juga tokoh-tokoh wanita lainnya,” kata mantan Pj Sekprov Kaltim Dr Meiliana, yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan.

Kepada mereka yang hadir, diberikan  bunga mawar sebagai tanda penghargaan atas pengabdian dan kasih sayangnya. Lalu acara diwarnai dengan pentas seni, seperti nyanyian, tarian, dan pembacaan puisi yang bernuansa kasih sayang ibu.

Sesuai dengan tema tahun ini, Wagub mengatakan, Pemprov Kaltim sangat berharap seluruh ibu atau kaum perempuan berdaya di seluruh sektor pembangunan. Baik di sektor ekonomi, politik dan sosial budaya.

“Secara sosial, maksudnya mereka memiliki peran yang aktif. Secara ekonomi, mereka bisa berdaya untuk membangun ekonomi keluarga. Secara politik, mereka juga bisa menjalankan politik yang positif di Kaltim, bahkan Indonesia,” jelasnya.

Menurut Hadi Mulyadi, Pemprov Kaltim memiliki tugas untuk memfasilitasi dan mendukung masyarakat tak terkecuali perempuan. Tapi sebaliknya, kaum perempuan juga harus meng-upgrade kapasitas dirinya. “Kesetaraan itu bukan karena dikasihani, tapi karena karyanya,” tandasnya.

Sehari sebelumnya, menandai peringatan Hari Ibu ke-94, puluhan tokoh perempuan yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita Kalimantan Timur melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa.

Prosesi ziarah yang dipimpin Wakil Ketua II Tim Penggerak PKK Hj Futum Hubaib Aswin diawali dengan penghormatan kepada arwah pahlawan, meletakkan karangan bunga dan diakhiri dengan tabur bunga di pusara para pahlawan.

Futum mengatakan, ziarah yang dilaksanakan pada Hari Ibu ini dimaknai untuk merasakan perjuangan para pahlawan terutama pahlawan perempuan, yang telah berjuang untuk bangsa dan keluarga. “Ini untuk mendorong para ibu dan perempuan di Kaltim terus berkiprah dan bersemangat menjalankan segala aktivitasnya,” tambahnya.

KETIMPANGAN GENDER

Masih dalam rangkaian menyambut Hari Ibu ke-94, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (DKP3A) Kaltim menyelenggarakan seminar kewirausahaan perempuan dengan tema “Mempercepat Kesetaraan dan Mempercepat Pemulihan dalam Meningkatkan Kualitas Keluarga.”

Menurut Kepala DKP3A Noryani Sorayalita, pemerintah provinsi tengah berupaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada perempuan di Kaltim karena dinilai partisipasi perempuan pada angkatan kerja masih rendah.

Berdasarkan data E-Infoduk DKP3A, jumlah angkatan kerja di daerah ini mencapai 1.949.000 orang. Namun dari jumlah tersebut terjadi ketimpangan di Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) antara laki-laki dan perempuan. TPAK laki-laki mencapai 87,64 persen, sedang TPAK perempuan hanya 12,36 persen.

Sorayalita juga mengungkapkan tidak saja TPAK yang kurang berimbang, tapi juga ketimpangan gender masih terjadi di Kaltim. Karena itu program upaya kesetaraan gender dan meningkatkan peran perempuan sebagai ujung tombak keluarga melalui program kewirausahaan perempuan perlu didorong sejak dini.

Dikatakan, Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan dua ukuran yang selalu digunakan untuk menilai keberdayaan perempuan dan kontribusi pembangunan kepada perempuan.

Berdasarkan data yang ada, IPG Kaltim baru mencapai 85,98, masih di bawah capai nasional 91,07. Sedangkan IDG 65,65 masih jauh di bawah IDG nasional yang sudah mencapai 75,24. “IPG dan IPD Kaltim berada di urutan ke-3 terbawah se Indonesia atau peringkat ke-32 dari 34 provinsi setelah Papua dan Papua Barat,” kata Sorayalita.

Pagi-pagi saya kaget. Beberapa ibu datang ke rumah saya di Balikpapan Regency. Ternyata mereka dari pengurus Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) Bersatu dipimpin ketuanya, Ibu Indah Sukmawati. Mereka ingin mengucapkan selamat Hari Ibu kepada istri saya, Bunda Arita. Yang menarik dia membawa kue kesayangan saya khas Bugis, barongko dan sikaporo. Dua-duanya rasanya sangat manis. Rupaya mereka ingin mengungkapkan manisnya kasih sayang ibu kepada keluarga dan kita semua. Selamat Hari Ibu.(*)


TAG

Tinggalkan Komentar