SAMARINDA, Denai.id – Semangat menjaga alam dan melestarikan habitat satwa langka terus hidup di tepian Sungai Mahakam. Di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, warga bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menggelar aksi bersih-bersih sungai demi menjaga lingkungan dan habitat pesut Mahakam yang kian terancam.
Aksi ini dilakukan dengan menyusuri Sungai Pela, anak Sungai Mahakam, sambil memungut sampah plastik dan limbah rumah tangga yang mengapung di air maupun menumpuk di tepian.
Ketua Pokdarwis Desa Pela, Alimin, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan berkelanjutan dalam menjaga kebersihan kawasan perairan yang menjadi rumah bagi pesut Mahakam.
“Ini menjadi tanggung jawab bersama. Sungai adalah sumber kehidupan warga Pela, dan juga tempat tinggal pesut Mahakam yang keberadaannya kian terancam,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).
Lebih dari Aksi Bersih-Bersih: Edukasi dan Pelestarian
Alimin menegaskan, kegiatan ini bukan hanya tentang membersihkan sungai, tetapi juga menyampaikan pesan penting soal kepedulian terhadap lingkungan. Menurutnya, sampah plastik menjadi salah satu ancaman serius bagi kelangsungan hidup pesut Mahakam.
“Melalui aksi ini, kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa menjaga sungai berarti menjaga kehidupan. Tidak hanya untuk manusia, tapi juga untuk makhluk lain seperti pesut,” tambahnya.
Yang menarik, aksi lingkungan ini juga melibatkan anak-anak desa. Mereka turut serta memungut sampah sambil belajar mencintai alam melalui tindakan nyata. Kegiatan ini menjadi sarana edukasi langsung agar generasi muda memahami pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan kesadaran bahwa sungai bukan tempat membuang sampah, tapi warisan yang harus dijaga bersama,” kata Alimin.
Harmoni Manusia dan Alam
Bagi masyarakat Desa Pela, Sungai Mahakam bukan sekadar aliran air, tetapi simbol kehidupan dan harmoni antara manusia dan alam. Dengan menjaga kebersihan sungai, warga berharap kelestarian pesut Mahakam tetap terjaga dan menjadi daya tarik wisata berbasis alam yang berkelanjutan.
“Menjaga sungai berarti menjaga masa depan,” tutup Alimin. Sebuah pesan yang terus digaungkan di tengah arus Mahakam. (sh)
Tulis Komentar