Kolam Retensi Pampang Dikebut, Solusi Banjir Samarinda yang Ditunggu Warga

$rows[judul] Keterangan Gambar : Lokasi pembangunan kolam retensi di Kelurahan Budaya Pampang. (rri.co.id)

SAMARINDA, Denai.id – Kota Samarinda kembali mengakselerasi proyek pengendalian banjir dengan membangun kolam retensi di Kelurahan Budaya Pampang. Proyek ini menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir tahunan yang kerap disebabkan oleh limpasan air dari kawasan hulu.

Kolam retensi ini akan memiliki kapasitas tampung 1,8 juta meter kubik air, dengan kedalaman tiga meter, dan dibangun bertahap hingga mencakup 70 hektare. Saat ini, pengerjaan pada lahan seluas 1,5 hektare telah mencapai 38 persen.

Langkah Cepat untuk Kejar Target Desember

Iwan Sukendro, selaku Team Leader Konsultan, mengatakan bahwa fokus pekerjaan masih pada penggalian dan pembuangan tanah. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa target penyelesaian pada Desember dapat tercapai.

“Sekarang progres baru 38 persen. Tapi kami optimis bisa selesai, karena akan ditambah satu set alat berat lagi,” ungkap Iwan, Selasa (30/9/2025).

Hambatan Cuaca dan Lahan Dihadapi di Lapangan

Meski berjalan sesuai rencana, tantangan tetap ada. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek dari Dinas PUPR Kota Samarinda, Fajar Nugroho, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca menjadi kendala paling signifikan. Tanah yang basah akibat hujan menyulitkan operasional alat berat di lapangan.

“Kalau hujan atau banjir datang, otomatis pekerjaan terhenti total. Tapi sekarang cuaca mulai bersahabat. Tanah juga sudah ditata ulang dengan material yang lebih stabil, jadi pekerjaan bisa dilanjutkan,” terangnya.

Pembebasan Lahan Bertahap Sesuai Anggaran

Selain cuaca, keterbatasan dalam pembebasan lahan juga mempengaruhi progres pembangunan. Dalam setahun, pemerintah hanya mampu membebaskan sekitar lima hektare.

“Tahun ini kita kerjakan 1,5 hektare dari total 4 hektare yang sudah bebas. Sisanya akan dilanjutkan tahun depan,” jelas Fajar.

Fungsi Kolam Retensi, Beda dengan Waduk

Dengan anggaran mencapai Rp9,48 milyar, kolam retensi Pampang diharapkan bisa menjadi penahan limpasan air dari wilayah hulu, khususnya untuk mengurangi beban Sungai Karang Mumus saat musim hujan tiba.

Berbeda dengan waduk atau bendungan, kolam retensi tidak difungsikan untuk irigasi atau pembangkit listrik. Fungsinya khusus untuk menampung air hujan sementara dan melepaskannya perlahan ke aliran sungai agar tidak terjadi banjir mendadak. (sh)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)