BANJAR, KALIMANTAN SELATAN, Denai.id – Sedikitnya 85 siswa dari sejumlah sekolah di Kabupaten Banjar mengalami gejala keracunan massal usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025).
Para siswa dilarikan ke RSUD Ratu Zalecha Martapura setelah mengalami mual, muntah, sakit perut, lemas, dan pusing secara bersamaan. Bahkan, kepala sekolah IT Assalam turut dirawat karena mengalami gejala serupa.
Hingga malam hari, jumlah siswa yang dirawat terus bertambah. Sekolah yang terdampak di antaranya MAN Assalam, MTS Assalam, SD Muhammadiyah, dan SDN 1 Pasayangan.
Korban Sebut Kejadian Bukan yang Pertama
Salah satu orang tua siswa, Diroh, mengatakan anaknya mulai muntah dan lemas setelah menyantap makanan MBG di sekolah. Ia mengaku kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya, meski kali ini yang paling parah.
“Sebelumnya juga pernah sakit perut setelah makan di sekolah, tapi kali ini paling parah,” ujarnya.
Pemda Tambah Tenaga Medis dan Tempat Tidur
Kapolres Banjar AKBP Fadli menyampaikan jumlah korban terus meningkat hingga malam hari. Pemerintah daerah pun langsung menambah fasilitas dan tenaga kesehatan untuk mempercepat penanganan.
“Awalnya hanya 20 sampai 40 orang, sekarang meningkat menjadi 75 orang. Pemda sudah menambah tempat tidur dan tenaga medis dari puskesmas atas perintah Bupati,” kata Fadli di RSUD Ratu Zalecha.
Meski begitu, seluruh korban masih dalam kondisi sadar dan dapat diajak berkomunikasi. Sebanyak 29 siswa di antaranya telah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.
Dinkes Temukan Kandungan Nitrat di Menu Makanan
Menu MBG yang disantap para siswa terdiri dari nasi kuning, ayam suwir, tempe orek, sayur, dan potongan melon. Semua sampel makanan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan.
Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan nitrat pada nasi kuning dan sayur. Senyawa tersebut diduga kuat menjadi pemicu utama gejala keracunan massal yang dialami para siswa.
“Dari hasil laboratorium, positif terdapat kandungan nitrat pada nasi kuning dan sayurnya,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjar, Noripansyah, Jumat (10/10/2025).
Sementara itu, kandungan pada ayam suwir masih dalam tahap pemeriksaan. Dinkes memastikan dua menu yang positif mengandung nitrat dapat menyebabkan gejala mual dan sakit perut seperti yang dialami para korban.
Bupati Banjar Janji Evaluasi Pelaksanaan MBG
Bupati Banjar Saidi Mansyur memastikan seluruh biaya perawatan korban ditanggung oleh pemerintah daerah. Ia juga menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
“Program ini sangat bermanfaat bagi siswa, tapi kami tidak ingin terganggu oleh hal-hal seperti ini. Pemda akan berkoordinasi dengan satgas untuk memastikan program berjalan lancar ke depan,” ujar Saidi.
Ia menambahkan, pemerintah daerah akan memperketat pengawasan terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam penyediaan makanan program MBG.
“Kami akan terus melakukan pengawasan dan mengingatkan penyelenggara agar berhati-hati dalam pengolahan makanan,” tegasnya.
Nitrat Jadi Sorotan Nasional
Kandungan nitrat dalam makanan program MBG sebenarnya sudah menjadi perhatian Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Dalam rapat koordinasi bersama penyelenggara MBG di GOR Jatidiri, Semarang, Senin (6/10/2025), Dadan menekankan pentingnya penggunaan alat rapid test untuk memastikan makanan yang disajikan aman dan higienis.
“Setiap penyelenggara MBG sebaiknya mulai menggunakan rapid test untuk menguji makanan, terutama kandungan nitrat dan unsur kimia lainnya,” ujar Dadan.
Ia menambahkan, beberapa kasus gangguan pencernaan yang muncul di sejumlah daerah juga diduga berkaitan dengan kandungan kimia seperti nitrat, selain faktor kebersihan makanan.
“Nitrat ini sangat cepat memengaruhi kesehatan tubuh, bahkan lebih cepat daripada bakteri,” tambahnya. (sh)
Tulis Komentar