KaltimKita, DANAU REDANG - Di tanah Kabupaten Kutai Timur beragam nilai, norma adat istiadat, tradisi, budaya luhur menjadi sendi kehidupan untuk terus berbaur bersatu padu memperkokoh, menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia NKRI secara bersama.
Sekalipun di tanah perantuan tentunya nilai-nilai seni, tradisi, budaya, adat istiadat di masing-masing tanah kelahiran jangan sampai luntur dan tetap mengedepankan “ Dimana Bumi Di Pijak Di situ lah langit dijunjung” seperti ini pula yang berlaku di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Kutai Timur yang terbilang juga masyarakat heterogen.
Cawabup MaKin, Lulu Kinsu hadiri tradisi keluarga Bugis-Makassar melalui prosesi adat isitadat uang panai di Desa Danau Redang
Belum lama ini pasangan calon wakil bupati (cawabup) Kutim H.Lulu Kinsu yang maju bersama calon Bupati Kutim-nya H. Mahyunadi, SE., M.Si mendapatkan undangan kehormatan saat bersosialisasi dengan masyarakat desa Danau Redang di Kabupaten Kutai Timur sekaligus mengikuti setiap sesi prosesi naik uang jujuran atau yang biasa dilakukan masyarakat Makassar sekalipun ditanah perantuan Kutim tak melupakan nilai tradisi dan budaya tanah luhurnya melalui tradisi uang panai.
“Syukur Alhamdulillah saya selaku cawabup Kutim Lulu Kinsu mewakili calon bupati saya Mahyunadi berkesempatan pada pelaksanaan uang panai. Pada kesempatan bersilaturahmi dengan masyarakat saya tidak selalu turun bersama cabup Mahyunadi, karena kami saling berbagi tugas dalam melaksanakan jadwal sosialisasi safari silaturahmi yang terus kami singgahi ulang hingga di 141 desa yang tersebar di 18 kecamatan Kabupaten Kutim sehingga pergerakan dapat lebih fokus dalam memperkuat dukungan suara murni masyarakat langsung,” ulas Lulu Kinsu Lulu Kinsu turut mengapresiasikan positif budaya keluarga Bugis (Makassar) dengan dihelatnya pelaksanaan uang panai di odah etam Kutim. “ Saya sangat bangga sekali kepada keluarga bugis “Makassar” yang berada di Kutim tetap melestarikan nilai budaya luhur tentunya dalam perkembangannya akan keragaman budaya di Tanah Kutim ini dapat berdampak pada pariwisata serta pengenalan dan pemahaman edukasi budaya,” jelas pasangan cawabupnya, cabup Mahyunadi.
“Berbagai estetika pelestarian budaya yang ada di Kutim ini terlepas dari konteks aroma kesukuannya akan tetapi saya selaku cawabup Kutim Lulu Kinsu dan cabup Mahyunadi senantiasa bertoleransi, hormat menghormati berbagai budaya dan tradisi antar suku satunya dengan suku lainnya termasuk kearifan suku lokal Kutim dalam menjalankan dan memaknai falsafah Pancasila melalui gambaran ke Bhineka-an Tunggal Ika walau berbeda suku, bahasa khas masyarakat heterogen tapi nomor satu kita tetap bersaudara sedangkan kebersamaan perbedaan pilihan kepemimpinan dalam geliat Pilkada di Kutim hanya sementara waktu,” ulas Lulu Kinsu.
Atas undangan uang Panai yang juga turut mengundang cawabup Kutim tak lupa Lulu Kinsu mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam. “Terlebih untuk memberikan restu serta berkomitmen warga Makassar/tanah Bugis sekali lagi ijin saya menyampaikan rasa terima kasih begitupula dengan Mahyunadi sangat menghargai keberagaman nilai seni dan budaya.
Pelaksanaan jalannya uang panai yang terbilang sakral dan dihadiri serta disaksikan cawabup Lulu Kinsu menambah animo masyarakat di Danau Redang “sangat antusias” terutama menuju kemenangan MaKin tak sedikit yang menyatakan dukungan melalui komitmen memenangkan MaKin ke kursi 01 dan 02-nya Kutim. Aamiin “Insya Allah”. (tim)