Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Di tangan Agustiningsih, pemilik Rempeyek Home Inaya, camilan tradisional Indonesia ini tak hanya gurih dan renyah, tapi juga bisa bertahan lama tanpa kehilangan kerenyahannya.
Ya, lewat pengalaman dan ketekunan, pelaku UMKM asal Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah ini membagikan tips sederhana dalam membuat rempeyek yang tahan lama dan lezat.
Sebenarnya, kata Agustiningsih, tidak ada syarat penting dalam menghasilkan rempeyek yang lezat, hanya saja, butuh keyakinan dan kesabaran saat memprosesnya.
Menurutnya, kunci pertama dalam membuat rempeyek adalah semangat dan kesabaran. Prosesnya memang terlihat mudah, tapi membutuhkan ketelatenan tinggi, terutama saat menghadapi panasnya minyak dan proses mempersiapkan bahan.
“Yang paling penting itu semangat dulu. Karena menghadapi panasnya minyak di dapur itu butuh niat dan kesabaran,” ujar Agustiningsih tersenyum.
Untuk bumbu, ia menggunakan bahan-bahan alami yang menjadi rahasia cita rasa khas Rempeyek Home Inaya.
“Bumbunya sederhana saja, seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, daun jeruk, dan telur. Semua bahan itu dihaluskan secara manual agar hasilnya lebih halus dan aromanya lebih kuat," ungkapnya.
Daun jeruk, kata dia, menjadi salah satu bahan penting karena memberikan aroma segar sekaligus mempercantik tampilan rempeyek.
“Daun jeruknya digunting kecil-kecil, jangan diblender bareng bumbu. Kalau digabung, nanti hasilnya nggak lembut,” jelasnya.
Tahap berikutnya adalah penggorengan. Agustiningsih menekankan pentingnya menggunakan minyak baru, bukan minyak bekas, agar hasil rempeyek tetap renyah dan tidak cepat tengik.
“Kalau mau rempeyek tahan lama, maksimal dua minggu, pakai minyak baru. Jangan minyak bekas dua kali pakai, karena hasilnya tidak bagus,” pesannya.
Selain itu, pemilihan bahan baku juga menentukan kualitas. Ia selalu memastikan kacang yang digunakan dalam kondisi bagus dan segar, sebab satu butir kacang yang rusak bisa memengaruhi rasa keseluruhan. Untuk kemasan, Agustiningsih menyediakan dua pilihan, yaitu toples dan plastik kemasan.
Menariknya, selain memproduksi rempeyek, Agustiningsih juga mengembangkan olahan lain seperti pepes ikan layang, patin, dan kakap, yang juga mulai diminati pelanggan.
Baginya, setiap usaha kuliner bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga mewarisi cita rasa dan semangat kuliner tradisional Indonesia. “Yang penting jangan lupa bersyukur dan semangat. Kalau kita ikhlas, hasilnya juga berkah,” pungkasnya. (lex)


