Catatan Rizal Effendi/Ketua ISEI Balikpapan
IKATAN Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) akan menggelar Sidang Pleno XXIV (SP 24) selama 3 hari pada tanggal 17 – 19 September 2025. Tempatnya di Kota Manado, Sulawesi Utara. Dijadwalkan Presiden Prabowo Subianto yang akan membuka acara tersebut.
Ayah Prabowo, Prof Soemitro Djojohadikoesoemo adalah pendiri dan Ketua Umum pertama ISEI. Dikenal sebagai Begawan Ekonomi dan pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Industri, Menteri Keuangan serta Menteri Riset di era Orde Lama maupun Orde Baru.
ISEI Cabang Samarinda bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim awal Juni lalu menggelar panel diskusi bertajuk : “Soemitronomics: Gagasan, Langkah dan Pengaruh Ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo.” Diskusi atau seminar yang sama juga terjadi di beberapa daerah. Mungkin momennya tepat. Karena putranya lagi jadi presiden.
Saya sudah lama tidak ke Manado. Senang juga bisa datang ke sana. Manado salah satu kota menarik di Indonesia. Terutama soal senyum gadis-gadisnya, makanan bubur Manado yang sangat maknyus sampai soal Pulau Bunaken di Teluk Manado yang sangat eksotik.
Waktu saya masih Wali Kota Balikpapan, saya pernah beli rumah panggung Tomohon yang sangat artistik. Lalu dibawa dan dipasang kembali di Balikpapan. Ketika saya masih wartawan, saya sempat meliput MTQ Nasional yang berlangsung di Stadion Kelabat Manado. Banyak teman saya orang Manado. Ada Wenda di Tondano dan Ibu Inggrid Asa di Balikpapan. Waktu saya ultah 27 Agustus lalu, Ibu Ingrid datang membawa kue ultah.
Pengurus ISEI Cabang Manado 2025-2028 yang diketuai Joy Elly Tulung, Ph.D, yang mendapat tugas mempersiapkan SP 24.
SP 24 yang diikuti seluruh ketua cabang dan pengurus pusat itu, perlu kita cermati dengan hati-hati. Maklum situasi Bangsa pada saat ini “sangat tidak baik-baik saja.” Kita baru saja mengalami aksi unjuk rasa besar yang berbuntut kerusuhan dan menelan korban. Baik korban harta maupun korban jiwa. Ada masalah Bangsa yang sangat krusial dan menganga lebar.
Berkaitan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu kita sikapi bersama dengan bijak dan cermat terutama berkaitan dengan pelaksanaan SP 24.
Pertama – Apakah SP tetap digelar, ditunda atau disederhanakan? Karena ada kebijakan Pemerintah yang menggaungkan efisiensi. Apalagi kita “orang ekonomi” yang mengerti betul soal efisiensi atau penghematan. Mendagri Tito Karnavian meminta semua kepala daerah untuk menunda kegiatan daerah yang bersifat seremonial. SP memang bukan kegiatan seremonial, tapi orang lain bisa jadi punya pandangan lain.
Kedua – Jika tetap dilaksanakan, maka jangan sampai terkesan hura-hura. Acara Gala Dinner-nya mungkin perlu disederhanakan. Kalaupun ada musik dan tari hanya sekeda sajian budaya. Mohon maaf, Terajana-nya Ketua Umum ISEI Bapak Perry Warjiyo tak perlu diikuti joged-joged dari peserta. Lembaga DPR RI sekarang ini “diobrak-abrik” rakyat gara-gara berjoged di sela Rapat Paripurna. Joged pada momen itu dianggap simbol ketidakpekaan anggota Dewan dengan kesusahan yang dialami rakyat. Padahal mereka duduk di sana mewakili rakyat. Akibatnya terjadi aksi demo di mana-mana. Anggota DPR Eko Patrio, Uya Kuya, Adies Kadir, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach kena getahnya. Selain di-bully ribuan netizen, rumahnya digruduk dan dijarah, dia juga dihukum partainya dengan vonis “dinonaktifkan.”
Ketua ISEI Cabang Samarinda Dr Aji Sofyan memberikan penghargaan kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto, yang menjadi pendukung diskusi Soemitronomics.
Ketiga – Anggota ISEI yang sebagian besar para dosen Fakultas Ekonomi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia punya tambahan tugas. Bagaimana menjelaskan dengan jernih dan cermat situasi ekonomi nasional dan global dengan segala permasalahannya berikut solusinya yang trengginas kepada para mahasiswa. Teori ekonomi mana yang paling tepat diterapkan. Juga mengingatkan para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa, tidak terjebak pada tindakan anarkis yang punya implikasi hukum dan merugikan orang banyak. Termasuk merugikan mahasiswa sendiri, keluarga dan kampus. Mahasiswa harus tetap kritis, jangan dibungkam, tapi jangan juga terjebak atau disusupi orang yang tidak bertanggungjawab. Penjarahan dan pembakaran tentu bukan ulah atau karya mahasiswa sejati.
Keempat - Ini yang sangat ditunggu Pemerintah dan masyarakat. Rekomendasi yang ditelorkan SP 24 harus benar-benar bisa memberikan masukan kepada Pemerintah dan bisa menawarkan solusi terbaik kepada masyarakat yang tengah dilanda kesusahan. Inti persoalan Bangsa pada saat ini adalah soal ekonomi atau perekonomian. Karena itu pandangan ISEI sangat ditunggu, tepat dan lugas serta tidak memihak alias jernih. Baik untuk kepentingan Pemerintah dan juga baik untuk penyelamatan nasib masyarakat. BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 mencapai 5,12 persen dengan PDB terbesar ke-7 di dunia. Menggembirakan. Tapi banyak juga pengamat dan ekonom meragukan. Soalnya angka pengangguran masih tinggi, PHK massal terjadi di mana-mana, daya beli masyarakat menurun. Sampai ada istilah Rojali dan Rohana. Rombongan jarang beli dan rombongan hanya tanya-tanya. Sementara itu korupsi menjadi-jadi, tidak saja membawa kerugian ratusan miliar bahkan sudah ada yang mencapai ratusan triliun rupiah. Hukumannya dinilai tidak membuat jera. Sementara RUU Perampasan Aset tidak juga dirampungkan. Kebijakan menaikkan pajak termasuk PBB sangat tidak popular. Karena menambah beban rakyat. Itu sebabnya Bupati Pati, Sudewo yang menantang rakyat didemo habis-habisan. Baru kepala daerah lain sadar dan cepat-cepat menurunkan atau membatalkan kenaikan PBB. Rumah Sri Mulyani juga digruduk massa. Operasi kecurangan beras tadinya dianggap baik, tapi Pemerintah tidak siap antisipasinya. Sampai terjadi kelangkaan beras dan kenaikan harga di pasaran. Situasi global juga sangat tidak menguntungkan. Kebijakan tarif Donald Trump cukup memukul sektor pertambangan, industri dan perdagangan Indonesia.
Kalau nanti jadi datang ke Manado, tujuan saya fokus mengikuti SP 24. Mungkin tak ada rencana jalan-jalan. Kalaupun ada hanya ingin kulineran. Makan bubur Manado di tempat asalnya, dabu-dabu dan nasi kuning Manado dengan ikan cakalang. Malamnya di kamar aja nonton TV mengikuti perkembangan terakhir situasi Bangsa, yang baru saja memperingati 80 Tahun Kemerdekaan. Sayang ternyata kita belum merdeka setidaknya secara ekonomi. Karena itu pekik Merdeka harus kita teriakkan nyaring-nyaring. Merdeka! Merdeka! Merdekaaaaaa!!!!.(*)