Kaltimkita.com, SAMBALIUNG – Jalan poros Pegat Bukur yang menjadi akses utama tiga kampung, yakni Kampung Pegat Bukur, Kampung Inaran, dan Kampung Bena Baru, mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Kondisi jalan yang rawan longsor membuat perbaikan yang telah dilakukan sebelumnya belum memberikan hasil maksimal.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mencari solusi permanen bagi jalan tersebut. Ia menyadari bahwa upaya perbaikan sementara tidak cukup, sebab kerusakan terus berulang. “Tentu ini menjadi komitmen pemerintah untuk melaksanakan perbaikan,” ujar Gamalis.
Menurutnya, pekerjaan permanen akan dilaksanakan dengan konsep yang lebih kompleks dan dukungan alat berat yang memadai. Hal itu diyakini dapat meningkatkan kualitas infrastruktur agar tidak mudah kembali rusak.
“Beberapa kali kita melaksanakan perbaikan, kondisinya masih belum optimal. Karena itu perlu penanganan lebih baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, akses jalan tersebut sangat vital bagi mobilitas masyarakat di tiga kampung. Selain sebagai jalur ekonomi, jalan ini juga menjadi jalur utama menuju pusat pelayanan publik di kecamatan maupun kabupaten. “Ini menjadi komitmen kami, untuk segera melakukan perbaikan,” tegas Gamalis.
Ditambahkan Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, Junaidi, kerusakan jalan memang dipengaruhi kondisi medan yang cukup ekstrem. Menurutnya, upaya penimbunan yang dilakukan selama ini tidak bertahan lama karena sering kembali longsor.
“Kita beberapa kali melaksanakan penanganan, namun kondisi khusus medan yang berbeda sehingga belum optimal,” terang Junaidi.
Ia menambahkan, rencana pembangunan permanen akan dimulai melalui perencanaan di APBD Perubahan 2025. Hal ini penting agar setiap faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan dapat terdeteksi dengan jelas.
“Sepertinya perlu penanganan lebih kompleks. Kemungkinan tercepat akan dibangun tahun depan, tapi perencanaannya kita mulai tahun ini,” ujarnya.
Menurut Junaidi, kontur tanah dan intensitas longsoran di lokasi menjadi tantangan utama. Panjang longsoran yang terjadi membuat perbaikan harus melalui kajian teknis lebih mendalam. “Dengan perencanaan matang, maka pekerjaan juga akan lebih maksimal,” katanya.
Junaidi pun meminta masyarakat untuk bersabar, sebab proses perencanaan membutuhkan waktu. Namun ia optimistis hasil pekerjaan permanen nanti dapat memberi manfaat jangka panjang bagi warga. “Kami harap masyarakat bisa bersabar, sehingga ini bisa diatasi dengan seksama ke depan,” pungkasnya.
Masyarakat tiga kampung berharap langkah perbaikan permanen ini segera terealisasi, mengingat jalan poros tersebut merupakan urat nadi aktivitas sehari-hari. Mereka menantikan hasil nyata yang tidak lagi bersifat sementara. (han/adv)