KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemendikbudristek bersama Komisi X DPR-RI melaksanakan Workshop Pendidikan. Mengangkat tema optimalisasi Dana alokasi khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Berlangsung di Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (21/9/2021). Dihadiri para Kepala Sekolah dan guru SD serta SMP Negeri dan Swasta.
Ya kegiatan ini dilakukan demi meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah di bidang Pendidikan. Khususnya dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Ya selain di Balikpapan, sebelumnya hal serupa juga dilaksanakan di Samarinda.
Wakil Ketua X DPR RI, Dr Ir Hetifah Sjaifudian MPP mengatakan kegiatan yang dilakukan di dua daerah tersebut, demi memberitahukan bila Dana Alokasi Khusus (DAK) salah satu sumber pembangunan. Itu harus diraih dan direbut.
”Untuk Balikpapan saya sangat bangga, karena DAK tahun ini mendapat Rp 30 Miliar. Belum termasuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) sebesar Rp 109 Miliar,” jelas Hetifah Sjaifudian kepada awak media.
Ya dari DAK, kata dia banyak hal yang bisa dilakukan untuk sekolah. Termasuk perbaikan toilet juga masuk didalamnya. ”Termasuk kegiatan pembelajaran di tengah Covid-19 ini. Semoga setiap sekolah berperan aktif. Terutama sekolah yang memprihatinkan bisa diajukan,” ujarnya.
Sementara, Direktur SMP Kemendikbudristek Drs. Mulyatsyah, M.M menambahkan Kemendikbud bersama DPR RI akan selalu hadir dalam peningkatan mutu pendidikan. Ini menjadi kesatuan untuk membangun negeri.
Tentunya, ia mengatakan bagaimana memaksimalkan DAK yang sudah ada. Tentunya, perlu mempersiapkan kelengkapan dokumen yang diajukan oleh pemerintah setempat yang terdokumentasi dengan baik.
”Saat ini, ada kabupaten dan kota besar tapi DAK nya kecil. Begitu juga sebaliknya. Diharap tahun akan datang kota dan kabupaten di Kaltim yang memiliki DAK kecil bisa bertambah. Yang terpenting, tertib dan memahami pedoman teknis. Begitu juga soal BOS,“ jelasnya.
Pun begitu, ia menambahkan harus benar-benar mengelola anggaran tersebut. Dirancang dengan benar dengan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
”Makanya betul-betul dirancang. Karena dana BOS tidak boleh silva. Artinya anggaran bisa efektif, kalau tidak bisa dikurangi anggarannya. Makanya belanja harus dirancang,” jelasnya.
Dalam workshop kali ini, turut hadir sebagai pemateri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Muhaimin, ST.,MT dan Sekretaris Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Balikpapan Pujiono, SE. (and)