KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Senin (26/4/2021) Tim Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan menggelar High Level Meeting (HLM) TPID Kota Balikpapan di Ruang Rapat Kantor Walikota dengan tema Pemantauan Kecukupan Pasokan dan Keterjangkauan Harga di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H.
Dipimpin langsung oleh Walikota Balikpapan Rizal Effendi dan dihadiri oleh seluruh anggota TPID Kota Balikpapan termasuk Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo yang juga menjadi narasumber dengan menyampaikan pemaparan perkembangan inflasi hingga Maret 2021 dan potensi risiko inflasi ke depan. Narasumber lainnya adalah Kepala Dinas Perdagangan, Arzaedi Rachman yang menyampaikan perkembangan terkini harga dan stok bahan pangan.
Dalam sambutannya, Ketua TPID Kota Balikpapan, Rizal Effendi menyampaikan pelaksanaan HLM yang dilanjutkan dengan sidak pasar merupakan langkah yang perlu dilakukan oleh TPID terutama menjelang Idul Fitri.
Selain itu, pengendalian inflasi dari sisi supply melalui urban farming merupakan metode yang tepat sehingga perlu diintensifkan kembali untuk memenuhi permintaan di tingkat rumah tangga.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan dalam paparannya menyampaikan perkembangan inflasi Kota Balikpapan yang cenderung melandai di bulan Maret 2021.
Inflasi Kota Balikpapan pada Maret 2021 tercatat sebesar 0,16% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,28% (mtm). Namun inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau perlu mendapatkan perhatian karena mencatatkan inflasi 0,92% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Februari yaitu 0,64% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, inflasi di bulan Maret dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas ikan layang, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Memasuki Idul FItri 2021, TPID Kota Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Kota Balikpapan. Risiko tersebut antara lain naiknya permintaan di bulan Ramadhan, masih terbatasnya pasokan dari daerah sentra untuk komoditas bumbu-bumbuan khususnya bawang merah, menurunnya pasokan ikan ikanan di tengah cuaca yang belum kondusif, Risiko kenaikan harga tiket pesawat seiring peningkatan mobilitas sebagai antisipasi penutupan temporer 6 – 17 Mei 2021, kenaikan cukai rokok yang berlaku mulai 1 Februari 2021, serta kompensasi kerugian di 2020 yang dibebankan di 2021.
Mempertimbangkan risiko dan tantangan inflasi ke depan, pengendalian inflasi di Kota Balikpapan dilakukan melalui strategi 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
Sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut yakni melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin, Mendorong ketersediaan pasokan melalui KPSH komoditas pangan, pasar murah / bazaar maupun optimalisasi toko tani, (Melakukan sidak pasar bersama Satgas Pangan, Mendorong kegiatan urban farming sebagai upaya peningkatan pasokan, serta Melakukan Pengelolaan Ekspektasi Masyarakat melalui Komunikasi yang Efektif ke masyarakat khususnya melalui Program Ulama Peduli Inflasi, talkshow Edukasi Inflasi, video edukasi belanja bijak selama Ramadhan dan mendekati Lebaran.
Acara dilanjutkan dengan sidak pasar ke Pasar Klandasan yang dipimpin langsung oleh Walikota Balikpapan diikuti oleh seluruh anggota TPID. Menurut pantauan langsung di pasar, harga komoditas bahan pangan terpantau stabil dan terkendali. Persediaan bahan pangan menjelang Idul Fitri juga terpantau terjaga sehingga masyarakat tidak perlu panik dan membeli barang secara berlebihan.
Selanjutnya, TPID Kota Balikpapan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar anggota agar inflasi Kota Balikpapan tahun 2021 tetap terjaga pada level 3% ± 1. (*/and)