Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Banyak cara yang bisa dilakukan warga Kota Balikpapan dalam menyiasati sulitnya ekonomi di tengah wabah Covid-19 saat ini. Di bulan suci Ramadan 1442 hijriyah ini misalnya, bulan yang penuh berkah dan kemuliaan ini banyak dimanfaatkan warga untuk mengais rezeki dengan berjualan kue takjil Ramadan.
Di musim Ramadan setiap tahunnya, di sejumlah kawasan di Kota Beriman Balikpapan banyak sekali pedagang kue dadakan yang membuka jualannya di pinggir-pinggir jalan, ada yang pakai meja panjang berkelompok, tenda-tenda darurat dan sejenisnya. Tradisi jualan kue Ramadan ini di Balikpapan sudah berlangsung sejak lama.
Salah satunya, warga Perumahan Bukit Damai Sentosa (BDS) 1, Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan yang bernama Agus Pamuji ini, Ia mencoba peruntungan di bulan suci Ramadan, dengan membuka lapak takjil dan jajanan nusantara di area Masjid Jabalussalam, Perumahan BDS 1, sehari sebelum Ramadan tiba. Hasilnya sungguh menggembirakan.
"Ini baru kali pertama saya coba jualan kue takjil Ramadan. Bagi saya, ramadan ini peluang bisnis halal yang sangat menguntungkan, kenapa enggak kita coba. Karena mayoritas umat Islam pasti butuh konsumsi kue untuk buka puasa," tutur Agus Pamuji yang belum lama ini pensiun sebagai wartawan di surat kabar harian terkemuka di Kota Balikpapan saat disambangi wartawan media online Kaltim Kita.com di tempat jualannya, Jumat (30/4/2021).
"Enggak nyangka, ternyata banyak yang beli. Alhamdulillah, laris manis,"ucap Agus Pamuji yang tampak semangat itu.
Ia melanjutkan ceritanya, hingga puasa berjalan ke hari 17 ini, setiap harinya dagangan kue takjil berupa aneka kurma dan jajanan nusantara seperti pisang hijau, resoles, bingka, tahu isi, dadar golong, botok, barongko, martabak mini, bubur sumsum, puding lumut, onde-onde, kolak pisang, klepon, pentol bakso kemasan sering habis diborong pembeli yang melintas di depan tempat jualannya itu.
Bukan cuma kue basah saja yang menghiasi mejanya yang terbuat dari bahan kayu itu, pasangan suami istri ini juga terlihat kompak melayani para pembeli, baik off line maupun online. Selain pembeli kebanyakan warga lingkungan perumahan BDS 1 ini, juga warga luar perumahan yang singgah membeli.
"Kami siap jadi kurir, demi memanjakan konsumen," kata Agus yang didukung penuh istrinya yang berhijab itu.
Dagangan lainnya yang ia jual, juga ada masakan siap saji, seperti rica-rica paru pedas,, pentol bakso kemasan, asam-asam bandeng, pindang rasa balado, ayam bakar lalapan, kwiktaw. Tak hanya itu, isi lapaknya juga ada madu murni, aneka kurma. Satu lagi yang kini dipasarkan pria paruh baya ini, yaitu produk olahan ikan kering tanpa bahan pengawet kimia merek Jukud Taka yang diambilnya dari kelompok UMKM di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Ikan kering Jukud Taka ini sudah masuk sebagian kecil di sejumlah pedagang sayur di Balikpapan.
Ketika disinggung soal modal, pria rambut panjang beruban yang akrab disapa Mbah Pam ini menyebutkan, modal awal jualan yang ia siapkan sebesar Rp 5 juta. "Ya, kira-kira 5 jutaan lah. Modal itu selain untuk kulakan kurma dan ikan kering jukud taka, juga beli peralatan seperti keranjang kain, payung, papan nama dua unit dan meja,"tuturnya.
Ia mnyebutkan, awalnya yang direncanakan jualan takjil dan jajanan nusantara ini pakai sistem mobil, yang tidak menetap di satu titik lokasi saja. "Rencana awal sih jualan sistem mobile, karena ingin berpindah-pindah cari tempat yang strategis. Tapi enggak jadi, banyak saran dari emak-emak di BDS 1 supaya tempatnya enggak usah pindah. Enggak usah pindah Pak Agus, tetap saja di situ," kata Agus menerima saran ibu-ibu yang tinggal di Perumahan BDS 1 ini.
Permintaan ibu-ibu agar tempatnya tidak bergeser jauh ini dapat dipahami, lantaran ada sejumlah warga perumahan BDS 1 banyak yang menitip kue basah dan masakan lainnya minta dijualkan selama Ramadan. "Senang juga sih, ya kita berbagi. Kita tampung kue-kue dan masakan siap saji bikinan ibu-ibu perumahan. Kita bantu jualkan, lumayan lah nambah keuntungan. Alhamdulillah, ini lah berkahnya bulan mulia Ramadan," tutur Mbah Pam dengan gembira.
Embah Pam bersama istrinya selama buka lapak Ramadan ini, pihaknya tidak lupa menekankan tentang pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan, karena itu di tempat jualannya disiapkan hand sanitizer, pakai masker dan menjaga jarak. Meski saya jualan di tempat umum tetap komitmen perhatikan prokes," tutup Embah Pam. (*/bie)