KaltimKita.com, TANA PASER - Terminal Kuaro di Kabupaten Paser yang merupakan terminal strategis milik pemerintah Kabupaten Paser, memiliki potensi besar dalam pendapatan retribusi layanan. Terminal yang menjadi persinggahan angkutan antar desa, daerah, dan provinsi itu 24 jam terus beroperasi.
Namun laporan retribusi dan penerimaan yang diterima oleh daerah belum optimal. Kepala UPTD Terminal Kuaro Said Zulkifly Yusuf melakukan terobosan perubahan, berupa Sistem Laporan Retribusi atau Silapri.
Kifly sapaan akrabnya menjelaskan tugas terminal Kuaro yang berada di bawah naungan Dinas Perhubungan Paser ini cukup banyak. Diantaranya mengendalikan dan mengawasi jalur angkutan lintas desa dan lintas provinsi (transit). Dalam operasionalnya memiliki banyak tugas, terutama dalam menarik retribusi angkutan, kios, dan parkir. Di mana tugas ini hanya diemban dengan dua petugas. Kifly sendiri yang merupakan Kepala UPTD dan satu orang petugas non PNS atau Pegawai Tidak Tetap (PTT).
"Sementara terminal harus beroperasi 24 jam, pembebanan tugas sudah over luar biasa," kata Kifly, Senin (18/9).
Dibuatnya Silapri, dijelaskan Kifly adalah untuk memudahkan petugas dalam sistem pelaporan yang dilakukan juru pungut, bendahara penerima, dan atasan langsung ke Dinas Perhubungan Paser. Sistem ini membantu memenuhi peningkatan target kinerja dalam pelaksanaan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan retribusi di lingkungan UPTD Terminal Kuaro. Mulai dari data angkutan yang keluar masuk, setoran dari kios yang berjualan, dan jasa parkir.
"Aplikasi ini ada Barcode. Nantinya masyarakat bisa mengetahui jumlah pendapatan retribusi Terminal Kuaro secara transparan," kata mantan ajudan Wakil Bupati Paser Kaharuddin itu.
Terpisah Kepala Dinas Perhubungan Paser Inayatullah mengapresiasi program aksi perubahan yang dibuat oleh Kifly. Selama ini laporan yang diterimanya masih bersifat manual atau fisik, dengan adanya inovasi tersebut dan berbasis digital, akan memudahkan dia dan Kabid yang membawahi urusan terminal ini dalam pengawasan dan pelaporan.
"Apalagi terminal Kuaro ini sangat besar perannya dalam mengawasi arus transportasi jalur trans Kaltim-Kalsel," kata Inayatullah.
Era digital saat ini, menurut Inayatullah sangat diperlukan inovasi pelayanan dan pelaporan yang berbasis digital. Selain memudahkan pimpinan, ini juga bisa menunjukkan ke masyarakat kinerja UPTD. Terminal tersebut hanya bertipe C, tapi potensi retribusinya ada tiga seperti terminal tipe A. Ini cukup istimewa dan tentunya ada resiko besar juga.
"Resiko ini yang jadi tantangan dan harus diselesaikan oleh Kepala UPTD melalui program aksi perubahannya," kata Inayatullah. (wir)