Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan Drs Syarifuddin Oddang, mengunjungi Sujarwati warga yang bertempat tinggal di Jalan Mulawarman Transad Km 8, RT 02, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, yang kondisinya begitu menyedihkan.
Perlu diketahui, Sujarwati adalah wanita yang berumur 49 tahun yang ditinggalkan oleh suaminya. Ia hanya hidup dengan seorang putrinya yang berumur 8 tahun kelas 1 Sekolah Dasar (SD).
Sujarwati tidak memiliki tempat tinggal, hanya menempati rumah kosong tidak layak tanpa sepengetahuan pemiliknya. Pekerjaannya Asisten Rumah Tangga (ART) yang diupah secara freelance Rp 40 ribu sehari, dan biasa diterimanya hanya pada akhir bulan saja. Namun sudah 10 hari ini iya belum bekerja lantaran yang memperkerjakannya masih belum membutuhkan jasanya.
Sementara itu, Syarifuddin Oddang minggu pagi (15/8/2021) menyempatkan diri menengok keadaan Sujarwati, sekaligus memberikan paket sembako serta uang kepada anak kecilnya.
"Hari ini kami coba liat langsung dan berkomunikasi dengan ibunya," kata Syarifuddin Oddang yang juga selaku Ketua LPM Kelurahan Graha Indah.
Oddang sapaan karibnya juga menyampaikan bahwa, jangan sampai di Balikpapan masih ada warga yang tidak mampu terlepas dari perhatian atau terlupakan khususnya dari pemerintah.
"Harapan kami bahwa ditingkat kelurahan itu kan ada pendampingan dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Pekerja Sosial Masyarkat (PSM) serta mendata. Ada berapa warga kita yang benar-benar miskin. Harus buktikan turun kelapangan agar bisa tahu kondisi itu semua," jelas Politikus Partai Hanura ini.
Menurutnya, masih banyak warga yang rumahnya masih berlantai tanah, bahkan tidak memiliki rumah sama sekali. Untuk itu dengan terus melakukan pantauan dan pendampingan, maka akan muncul warga-warga yang lain yang benar-benar tepat sasaran.
"Jadi tidak hanya menerima laporan, mari kita sama-sama cek, solusinya apa, sehingga tidak saling menyalahkan kalau masih banyak yang terlewat. Karna ini manusia, apalagi di undang-undang jelas dikatakan bahwa fakir miskin ditanggung oleh negara," pungkasnya.
Ditempat yang sama, Sujarwati mengungkapkan rasa terima kasihnya yang begitu dalam atas bantuan yang diterimanya, apalagi situasi yang dialami saat ini semakin sulit tanpa ada pekerjaan.
"Alhamdulillah senang sekali, ada yang peduli dan membantu juga serta anak saya," ujarnya sembari menangis.
Selama ini iya hanya menerima bantuan beras perbulan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan uang Rp 750 ribu yang diterimanya selama tiga bulan sekali. Iya mengaku belum ada menerima Bantuan Sosial (Bansos) lain.
"Saya cuman dapat bantuan PKH ini saja dan uang yang saya bisa ambil 3 bulan sekali, kalau bantuan lain tidak ada," ungkapnya.
Anaknya punya sedikit kelainan kulit, ditelapak tangan dan kakinya kulitnya begitu keras, biasa disebut kapalan atau callus (penyakit kulit berupa penebalan dan pengerasan lapisan terluar kulit). Anehnya putrinya mengalaminya semenjak lahir. Iya sempat ingin mengobatinya, namun obat tersebut terbilang mahal. Dan malangnya lagi anaknya belum mempunyai jamkesmas.
"Dulu sempat mau dibelikan salepnya cuma mahal Rp 250 ribu. Pernah saya bawa ke spesialis kulit, tapi dokter bilang belum pernah melihat penyakit seperti ini. Saya ada Jamkesmas, tapi anak saya belum," tutur Sujarwati. (lex)


