SAMARINDA, Denai.id — Pemerintah terus memperkuat strategi pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan inklusif. Salah satu program unggulan yang kini menjadi perhatian nasional adalah Sekolah Rakyat, yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto dan dijalankan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Program ini menjadi bagian dari strategi pemberdayaan sosial nasional yang mengintegrasikan sektor pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Dialog Kesejahteraan Sosial dan Sekolah Rakyat yang digelar di Gedung BPMP Kalimantan Timur, Samarinda Seberang, Selasa (7/10/2025), Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat berkembang pesat di berbagai daerah dan menjadi model pendidikan terpadu berbasis kesejahteraan sosial.
Pendidikan Berasrama untuk Putus Rantai Kemiskinan
“Sekolah Rakyat ini merupakan sekolah berasrama agar anak-anak bisa fokus belajar. Pemerintah menanggung seluruh kebutuhan siswa, sementara orang tuanya mendapat program pemberdayaan. Dengan begitu, kita memutus rantai kemiskinan dari hulu,” ujar Gus Ipul.
Hingga September 2025, tercatat sudah ada 165 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia. Rinciannya, 63 titik pada Juli, 37 titik pada Agustus, dan 65 titik pada September, dengan total 16.000 siswa yang telah mengikuti program tersebut.
Kemensos menargetkan jumlah siswa meningkat menjadi 40.000 siswa pada 2026, 100.000 siswa pada 2027, dan mencapai 300.000 siswa pada 2028. Target ini diharapkan memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, belum sekolah, atau berisiko putus sekolah.
Integrasi dengan Program Sosial Nasional
Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat dirancang bukan sekadar lembaga pendidikan formal, tetapi juga pusat integrasi berbagai program sosial pemerintah, seperti bantuan sembako, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan jaminan kesehatan.
“Sekolah Rakyat ini adalah miniatur pengentasan kemiskinan terpadu. Anak-anak sekolah, orang tuanya diberdayakan, rumahnya diperbaiki, dan keluarga terhubung dengan program nasional seperti PBI-JKN dan Program Makan Bergizi Gratis dari Presiden,” jelasnya.
Teknologi Pemetaan Talenta untuk Bimbingan Tepat Sasaran
Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan bahwa program ini juga memanfaatkan teknologi pemetaan talenta untuk membantu guru mengenali potensi dan kecerdasan siswa sejak dini.
“Dengan teknologi ini, guru dapat membimbing siswa sesuai kejeniusan alaminya. Tujuannya agar mereka bisa melanjutkan pendidikan atau bekerja secara mandiri setelah lulus,” terangnya.
Menuju Indonesia Bebas Kemiskinan Struktural
Kemensos berharap Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi solusi pendidikan bagi keluarga miskin, tetapi juga menjadi katalis perubahan sosial di berbagai daerah.
Dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, program ini diharapkan tumbuh menjadi gerakan nasional menuju Indonesia bebas kemiskinan struktural pada tahun 2030. (sh)
Tulis Komentar