Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Pasca protes yang dilakukan sekumpulan emak-emak RT 33 dan 34 Kelurahan Muara Rapak pada Rabu (10/8/2022) lalu, dengan mendatangi Kantor Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM di Jalan Ruhui Rahayu, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, sampai hari ini, air tetap tidak kunjung mengalir.
Hal tersebut semakin membuat geram emak-emak, hingga berencana melanjutkan aksi protes ke kantor Pemerintah Kota Balikpapan.
"Ya kami sudah capek menunggu tidak pasti seperti ini. Minggu lalu kata pihak PDAM di kantornya tunggu seminggu air akan mengalir ke tempat kami, tapi sampai sekarang mana?," ujar Santi warga RT 33 Muara Rapak, Selasa (16/8/2022).
Plt. Direktur Utama PTMB, Purnamawati
Santi bahkan harus merelakan uang keperluan makan keluarganya tersisih demi membeli jasa antar air bersih seharga Rp 100 ribu per-tandon.
"Uang yang harusnya dipakai buat beli ikan dan sayuran, terpaksa direlakan demi beli jasa air tandon. Kalau begini terus rugi lah kami. Percuma ada PDAM yang rutin dibayar tiap bulan tapi nihil," ujarnya dengan nada kesal.
Hal serupa dikatakan Ibu Hawa warga RT 33, di mana uang pemberian dari suaminya semakin berkurang hanya karena membela demi memiliki air.
"Sudah apa-apa mahal, sekarang harus mikirkan lagi untuk beli air," katanya.
Begitupun dengan Lia, ibu tiga anak ini semakin kesal dengan pihak PDAM yang tidak konsisten. Ia pun berencana mengajak emak-emak lain untuk segera melaksanakan aksi demo, agar jeritan sesamanya segera sampai ke Wali Kota Balikpapan.
"Tunggu saja dalam waktu dekat ini, kami sih tidak mau buat ribut, tapi ini masalah air yang menjadi kebutuhan hari-hari. Kami hanya ingin Wali Kota memberikan teguran kepada PDAM, agar segera mengalirkan airnya. Kami sudah capek tiap tiga hari sekali harus beli jasa air tandon," cetusnya.
Sementara itu Plt.Direktur Utama PTMB, Purnamawati mengatakan, hingga saat ini timnya selalu aktif turun ke lapangan, bahkan tiap hari, guna merekayasa tehnik aliran air agar segera mengalir ke RT 33 dan 34. Hanya saja masih dibutuhkan waktu dalam tahap normalisasi.
"Nanti saya follow up lagi. Soalnya teman-teman sudah ke sana tiap hari, dan tiap malam," katanya saat dikonfirmasi di Aula Pemkot, Selasa (16/8/2022).
Hingga saat ini, lanjutnya, tim masih mencari akar permasalahan penyebab terhentinya air mengalir di RT tersebut, dan memastikan apakah ada kebocoran atau kendala lain.
"Biasanya kalau kebocoran itu 24 jam selesai dikerjakan, tapi ini masih dicari oleh tim kendalanya apa. Dan saya nanti tegaskan lagi ke bawah kenapa masih tidak ngalir ke dua RT itu," ujarnya.
PTMB sendiri segera berupaya untuk mendistribusikan air bersih ke rumah warga melalui tanki, hanya saja, akses
ke tujuan sulit ditempuh.
"Saya juga meminta mengadakan tangki, ke wilayah tersebut. Cuman daerah situ sulit untuk masuk tanki karena di kawasan padat. Jadi kami meminta kepada warga untuk bersabar," tuturnya.
Pur sapaan karibnya menjelaskan, untuk kebutuhan air bersih di Balikpapan memang belum mencukupi. Saat ini pihak PTMB hanya bisa mengalirkan air maksimal kemampuan debit air 200 liter per-detik, dan sedang proses menuju 400 liter per detik.
"Sebenarnya untuk menjangkau ke wilayah Balikpapan ini kurang. Untuk diketahui kemampuan waduk manggar itu hanya bisa sampai tahun 2020. Tapi sekarang masih bisa, dan harus kita syukuri," tandasnya. (lex)