Catatan Rizal Effendi
MENYAMBUT HUT ke-64, Kodam VI/Mulawarman dipimpin Pangdam baru. Mayjen TNI Tri Budi Utomo resmi menerima tongkat komando dari Mayjen TNI Teguh Pujo Rumekso menyusul acara serah terima jabatan yang berlangsung di Mabesad Jakarta, Jumat (15/7) disaksikan langsung Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Dalam gelombang mutasi besar yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pekan lalu, Teguh termasuk barisan perwira tinggi yang bergeser. Dia dipromosikan mengemban jabatan bintang tiga sebagai sekretaris Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Sesmenko Polhukam menggantikan Letjen TNI Mulyo Aji.
Tidak saja Teguh, ada satu lagi alumnus Kodam VI/Mulawarman yang juga mendapat tambahan satu bintang. Sama-sama menjadi letjen. Yaitu Mayjen TNI Richard Horja Tampubolon (53). Pangdam XVI/Pattimura ini dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat (Irjenad). Meski sudah bertugas di Ambon, Richard cukup akrab dan terbilang belum lama meninggalkan Kodam VI/Mulawarman. Dia pernah bertugas sebagai Danrindam (2016) dan kepala staf Kodam (Kasdam) 2018-2019.
Richard abituren Akademi Militer (Akmil) tahun 1992. Selama ini banyak menghabiskan waktunya di satuan elite Kopassus. Dia kenyang dengan berbagai penugasan di antaranya di Timtim dan Ambon. Pembebasan sandera dari Abu Sayyaf. Juga ketika pasukannya menyisir markas FPI di Tanah Abang.
Karier istimewanya ketika dia menjadi Dankoopsus (2020). Dia memegang tongkat komando tertinggi pasukan khusus gabungan yang terdiri dari Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Kopaskhas TNI AU (sekarang kembali disebut Kopasgat TNI AU)
Sedang Teguh, meski tidak sampai setahun bertugas sebagai Pangdam, dia sudah beberapa kali menduduki jabatan di lingkungan Kodam VI/Mulawarman. Dia pernah menjadi Dandim 0904/Tanah Grogot, Kabupaten Paser (2009-2010). Pernah menjadi Asisten Operasi Kasdam VI/Mlw (2011-2014) dan Kasdam VI/Mulawarman (2017-2018) sebelum digantikan Richard.
Di luar lingkungan Kodam, Teguh pernah bertugas di antaranya sebagai Wadan Grup B Paspampres, Pejabat Utama Biro Pengamanan Setmilpres, Pamen Denma Mabesad, Danrem 172/Praja Wira Yakthi, wakil komandan Pussenif Kodiklatad, Danpussenif serta Danpuspenerbad.
Teguh abituren Akademi Militer (Akmil) tahun 1991. Ia lulusan terbaik yang meraih penghargaan Adhi Makayasa. Dan juga pernah memperoleh kehormatan menjadi komandan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada HUT ke-69 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2014.
Pengganti Teguh juga dari lingkungan Istana. Mayjen TNI Tri Budi Utomo, lahir di Surakarta, 6 Februari 1971. Dia sebelumnya menjabat komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Sepertinya Presiden perlu jenderal dari lingkungan Istana berkaitan dengan pengamanan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim.
Pangdam baru Mayjen TNI Tri Budi Utomo
Tri merupakan lulusan Akmil tahun 1994 dari kecabangan infanteri (Kopassus). Dari Komandan batalyon, asisten personil sampai Wadanjen Kopassus. Juga pernah menjadi Komandan Grup A Paspampres lanjut Danrem 052/Wijayakrama.
Meski tidak lama menjadi Pangdam, Teguh dianggap sukses menjalankan tugasnya. Bekerja sama dengan Polda Kaltim, Teguh berhasil melaksanakan pengamanan terhadap Jokowi yang beberapa kali meninjau lokasi IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Puncaknya ketika Presiden dan Ibu Negara Iriana Jokowi berkemah di IKN setelah menyatukan air dan tanah yang dibawa 34 gubernur se-Indonesia pada pertengahan Maret lalu.
Untuk menyamakan persepsi dalam pengamanan IKN, Teguh secara khusus melaksanakan apel di lokasi IKN dengan mengumpulkan 100 komandan satuan di lingkungan Kodam VI/Mulawarman. “Apel ini sengaja digelar di Titik Nol IKN agar para Dansat mengetahui secara persis lokasi IKN berikut masalahnya, yang bakal mulai dibangun,” kata Teguh.
Banyak pihak yang memperkirakan karier Teguh, yang lahir di Medan, 20 April 1968 bakal terus moncer. Setelah Sesmenko Polhukam mendampingi Menko Polhukam Prof Mahfud MD, bisa jadi kelak dia kembali lagi ke jabatan tinggi TNI. Seperti juga Richard Horja Tampubolon, yang akan menggantikan Letjen TNI Rudianto.
“Beliau-beliau memang orang hebat di jajaran TNI. Kita bangga karena beliau pernah bertugas di Kodam ini. Beliau sangat menginspirasi kami,” kata seorang perwira Kodam VI/Mulawarman kepada saya.
Ketika masih bertugas sebagai wali kota Balikpapan, saya sempat beberapa kali bertemu Richard dan Teguh. Keduanya memang menunjukkan profil pimpinan TNI yang tangguh, profesional, dan punya visi ke depan bagi Bangsa dan Negara.
PERNAH PANGLIMA TNI
Kodam VI/Mulawarman dibentuk 19 Juli 1958. Usianya sama dengan usia saya. Tahun 1984 Kodam ini direorganisasi menjadi satu ke Kodam VI/Tanjungpura. Markasnya tetap di Balikpapan. Tapi tahun 2010 ada likuidasi, dipecah dua lagi. Kembali Kodam VI/Mulawarman dengan markas tetap di Balikpapan dan Kodam XII/Tanjungpura di Pontianak, Kalbar.
Kodam VI/Mulawarman selain Kaltim, juga membawahkan Kalsel dan Kalimantan Utara. Dengan usianya yang ke-64, Kodam VI/Mulawarman sudah 38 kali mengalami penggantian Pangdam, mulai Pangdam pertama Kol Inf Hartojo sampai Mayjen TNI Tri Budi Utomo.
Yang menarik ada beberapa Pangdam VI/Mulawarman yang mencapai karier puncak sebagai pimpinan TNI. Dari bintang satu dan dua ke jenderal penuh. Di antaranya Jenderal TNI Soemitro, Pangdam ke-3 (1964-1965) dan Jenderal TNI Feisal Tanjung, Pangdam ke-13 (1985-1988).
Soemitro pernah menjadi wakil panglima ABRI dan Pangkopkamtib tahun 1973. Dia sangat populer waktu itu. Sedang Feisal Tanjung pernah menjadi panglima ABRI (1993-1998) dan Menko Bidang Politik dan Keamanan (1998-1999) pada masa transisi dari Orde Baru ke Reformasi.
Ketika koran Kaltim Post terbit pertama kali dengan nama ManuntunG pada 5 Januari 1988, Pangdam Feisal Tanjung sempat memberikan sambutan pertama di koran tersebut. Saya waktu itu masih bertugas menjadi Redpel ManuntunG di Samarinda.
Dari catatan sejarah Kodam, ada 10 Pangdam VI/Mulawarman sebelumnya, yang juga sempat naik ke bintang tiga. Mereka adalah GH Mantik, Moergito, Henri Santoso, I Gede Awet Sara, ZA Maulani, Moetojib, Zainuri Hasyim, Hadi Waluyo, Erwin Sudjono, dan Subekti.
Banyak yang berharap ada satu jenderal lagi dari jajaran Kodam VI/Mulawarman, yang bisa terus menanjak. Dia adalah Brigjen TNI Dendi Suryadi, yang saat ini menjadi komandan Korem 091/Aji Suryanata Natakesuma (ASN) di Samarinda. Maklum dia adalah putra asli Kaltim, yang saat ini memangku jabatan bintang satu.
Dendi kelahiran Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, 10 September 1968. Ia lulusan Akmil 1993 dari Kecabangan Infanteri. Sebelum menjadi Danrem 091/ASN, Dendi menjabat sebagai Kasrem 043/Garuda Hitam.
Akhir Januari lalu, ada jenderal bintang tiga kelahiran Samarinda yang baru purnatugas. Dia adalah Marsekal Madya TNI (Purn) Tatang Harlyansyah, SE MM (58) dengan jabatan terakhir komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara (Dankodiklatau).
Ayahnya Drs Harjito, guru saya di SMEA Pembina (SMK 1) Samarinda. Bahkan rumahnya tak jauh dari rumah saya di kompleks Prefab, dekat kantor PWI Kaltim. Jadi saya terbilang akrab dengan keluarganya.
Saya dan Tatang Harlyansyah ketika masih Danlanud Balikpapan naik F-16
Ketika Tatang menjadi Danlanud di Balikpapan, saya masih sempat bertemu dalam kedinasan. Waktu itu saya masih menjadi wakil wali kota mendampingi Wali Kota Imdaad Hamid. Dia sempat membawa Pak Imdaad terbang dengan F-16, tapi saya rada takut.
Tatang yang memiliki call sign penerbang “Phyton” memang jago mengawaki F-16. Pada tahun 2010 dia mendapatkan 2.000 jam terbang bersama F-16. Bahkan dia termasuk anggota Tim Aerobatik F-16 yang waktu itu dipersiapkan menjelang Indonesia Air Show 1996.
Setelah sama-sama purnatugas saya belum sempat bertemu Tatang lagi. Saya berharap dia bisa pulang ke Samarinda. Barangkali ada Tatang-Tatang baru yang bisa mengikuti jejaknya. Biar nanti pilot F-16, yang menjaga udara IKN adalah anak-anak putra Kaltim sendiri. Pasti hebat dan tambah biru langitnya. (*)