KaltimKita.com, SANGATTA – Miris bercampur prihatin mendalam tampaknya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, acuh tak acuh akan penumpukan volume sampah. Tumpukan sampah saat diberlakukannya Kaltim “steril” alias lockdown terhitung Sabtu (6/2) sampai dengan Minggu (7/2) 2021 kian parah.
“Hal ini dikarenakan pemerintah memberlakukan lock down/semedi sabtu sampai dengan minggu petugas pengambil sampah kami yang biasa mengangkut sampah dilingkungan Kami RT.13 tidak turun kerja katanya mengikuti himbuan pemerintah karena semedi 2 hari di dalam rumah, akibatnya sampah di halaman warga membludak dan berserakan,” jelas Heru.
Dibantu beberapa warga RT 13 kantongan sampah besar hitam dinaikkan ke bak dump truck sampah yang disewa pribadi oleh ketua RT Heru Mulyono
“Lagi-lagi kami ini sebagai RT dibuat stres menjadi sasaran pertanyaan yang bertubi-tubi oleh warga, melalui grup WA khusus warga RT. 13. Warga mempertanyakan kenapa sampah tidak diangkut. Mendengar keluhan warga kemudian saya berinisiatif mencoba mendatangi kantor UPT Kebersihan yang berada di jalan Aw Syahrani untuk menanyakan apakah ada armada mobil dump truk yang bisa menampung dan membuangkan sampah dari motor gerobak roda tiga kami ke TPA, tak berapa lama saya sampai dikantor UPT kebersihan,” beber Ketua RT 13.
KNamun sayang setibanya ia di UPT Kebersihan dirinya harus “gigit jari” karena tidak ada satupun petugas UPT Kebersihan. “ Yah mungkin efek lock down 2 hari (semedi) akhirnya saya langsung balik arah pulang ke rumah,” tegas Heru.
Ketua RT 13 Gang Naila Jalan Assa'diyah terus terpanggil atasi permasalahan volume sampah yang menumpuk
Maka dari itu Minggu – nya (7/2) 2021 Heru berkomunikasi dengan rekannya yang memiliki unit dump truk untuk disewa dan pada akhirnya rekannya sepakat unit dump truk disewa.? “Saat itu saya nggak mau menyerah tentang hal itu, yang saya fikirkan bagaimana di lingkungan warga saya RT.13 tidak terjadi penumpukan sampah dikhawatirkan akan membukit dan berserakan, belum lagi aroma sampah mulai menyengat dan tidak baik bagi pernafasan kesehatan warga sekitar pasti terganggu,” imbuhnya.
Setelah tiba dump truk yang disewa ketua RT 13 bersama warga kompak secara bahu membahu mengangkat tumpukan sampah ke atas bak dump truk tersebut.
““Lama – lama kalau seperti ini bisa tekor saya selaku ketua RT. Saya mau tidak mau harus menyewa dump truk agar sampah dapat cepat terangkut ke tempat pembuang sementara (tps) sampah,” terang Heru kepada media KaltimKita.com.
Atas apa yang dialami Heru dan warga, mengatasi lonjakan penumpukan volume sampah membuatnya berharap ditahun 2021 pemerintah lebih fokus dan serius dalam menangani sampah khususnya di Sangatta Utara ini.
“Mohon armada angkut sampah yang ada dikantor UPT. Kebersihan ditambah 50 unit dump truk , terbangunnya lahan TPS dan akses jalannya segera dibuat agar petugas kebersihan kami nyaman dan mudah mengantarkan sampah ke TPS, perhatikan juga kesejahteraan seluruh petugas pengangkut sampah setidaknya gaji ditambah. Mereka setidaknya dapat digaji sebesar Rp. 5 juta sampai dengan 10 juta untuk 1 tenaga kebersihan dalam satu bulannya, manusiawikan dan sejahterakan lah mereka dan keluarganya, pekerjaan mereka adalah pekerjaan mulia, mau membuangkan kotoran/sampah kita dengan berbagai macam bentuk limbah dan berbagai macam beraroma yang tidak nyaman, tapi semua itu mereka lakukan karena tidak ada pilihan lain demi menafkahi dan membahagiakan keluarga,” urainya.
Ketua wilayah yang juga PNS Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim blak-blakan menyampaikan uneg-unegnya “Pemerintah jangan pelit, dan memandang profesi mereka sebelah mata, dengan memberikan gaji yang laik, lagian... toh itu bukan uang pribadi dari jabatan kepala daerah, tapi itu uang yang dikumpulkan oleh negara dari rakyat untuk rakyat sudah semestinya dikembalikan pada mereka terlebih telah berjasa setiap hari membersihkan lingkungan,” kata Heru. (iya/bie)