KaltimKita.com, SANGATTA – Pengadaan unit sepeda motor pengangkut sampah aspirasi anggota dewan sebanyak 24 unit telah tersalurkan. Apakah dengan adanya bantuan motor sampah persoalan sampah di 66 lingkungan RT Kecamatan Sangatta Utara selesai?
Berikut penuturan ketua RT 13 Gang Naila Assa’Diyah Kecamatan Sangatta Utara Heru Mulyono secara gamblang mengungkapkan kepada KaltimKita.com secara kupas tuntas.
“Kami berterima kasih kepada dewan yang telah menyalurkan 24 unit motor sampah roda tiga-nya. Okelah armada roda dua sampah dapat disentuh melalui aspirasi dewan, akan tetapi permasalahan baru muncul yang menjadi kendala tentunya kami selaku ketua RT yang selama ini merekrut tenaga operator unit sampah harus kesulitan mencari tempat pembuangan sementara sampah atau tempat pembuangan akhir sampah belum terbangun sarananya,” terang Heru.
Ketua RT 13 Gang Naila Assa'diyah Sangatta Utara Heru saat hearing bersama anggota DPRD Kutim
“Selain itu petugas kami diharuskan mengantre di belakang kantor UPT. Kebersihan untuk bongkar muat, sementara armada mobil dump truck yang disediakan pihak UPT hanya ada 2 unit yang stand by dibelakang kantor intansi terkait tersebut, untuk melayani bongkar muat dari motor gerobak sampah dipindahkan ke bak dump truck dengan cara mengantre. Tentunya selama mengantri petugas joki motor sampah juga perlu mengisi perut. Karena mereka manusia bukan mesin (robot) waktu seharian mereka tersita karena antri memindahkan muatannya. Lagi-lagi pengeluaran RT menjadi membengkak untuk biaya makan mereka,” kata ketua RT 13.
Bahu membahu bongkar muat sampah di bak sampah dump truk yang disewa pribadi ketua RT 13 Heru
Ketua RT yang juga tergabung dalam forum RT ini, kesal dan gerah akan kondisi yang menimpa baik dari gelombang anggaran tsunami (pengeluaran tak terduga). “Kok begini jadinya apakah pemerintah tak punya hati dan mata “manusiawilah” atau memang menutup mata alias pura-pura tidak tau? Akan permasalahan sampah yang terjadi selama awal pergantian kepala daerah di Kutim hingga saat sekarang,” celetuk Heru.
Heru merasa simpati (empati) kasihan akan nasib para petugas motor sampah yang diperkerjakan oleh segenap 66 ketua RT Sangatta Utara. “Kasihan petugas pengangkut sampah kami kerja 2 kali. mengantre berjam-jam bahkan sampai seharian cuma nunggu bongkar muat sampah. Sementara untuk 1 unit dump truk hanya mampu menampung hasil sampah dari muatan 4 unit motor gerobak sampah saja dengan durasi waktu bongkar muat 10-15 menit, apa yang saya ucapkan inilah realita fakta yang terjadi di lapangan,” bebernya.
Dirinya menjelaskan sebenarnya di UPT Kebersihan sendiri memiliki 4 unit dump truck, akan tetapi yang beroperasi hanya 2 unit saja. “Sementara 2 unit lagi masuk dalam karantina mandiri, seperti penanganan covid – 19 saja,” ungkap Heru dengan nada menyindir pihak terkait, karena kesal akan keadaan segudang persoalan sampah yang tidak cepat ditanggapi. Bahkan sebanyak puluhan unit sampah dari 66 lingkungan RT di hari kedua lockdown penerapan Sabtu-Minggu teronggok “terpakir” panjang hal ini dikarenakan 2 unit dump truk UPT Kebersihan berdalih kehabisan bahan bakar jenis solar.
“Kalau begini ceritanya lebih baik UPT Kebersihan ditiadakan saja, dialihkan menjadi kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saja. Jadi ada penambahan nama lembaga intitusinya BPBD dan Sampah, jadi tidak hanya sebatas Karhutla saja yang diatasinya,” tutup Heru. (iya/bie)