Catatan : Hamdan
Pewarta KaltimKita.com
“Di Balistik gak ada yang gratis. Di Balistik selalu bayar karcis. Di Balistik kumpulan para selebritis. Balistik tidak pernah habis”. Sepenggal kalimat, yang kerap dinyanyikan para Balikpapan Suporter Fanatik (Balistik). Kini lagu tersebut tak akan kita didengar lagi. Seiring terhempasnya Persiba Balikpapan ke Liga 3.
Musim 2023/2024 menjadi periode menyakitkan bagi Persiba. Tim kesayangan Kota Minyak ini harus ke kasta ketiga. Menyusul Mitra Kukar yang di tahun sebelumnya terlebih dahulu berada di level terendah.
Hasil ini tentu tak bisa dilupakan bagi para Balistik. Menjadi sejarah buruk bagi sepakbola Balikpapan. Alih-alih kembali pentas di kasta tertinggi. Mimpi yang selama ini diinginkan suporter, nyatanya hanya sebuah kisah di negeri dongeng.
Ya, sejak turun ke kasta kedua pada musim 2017 silam, saat masih dipimpin Syahril HM Taher, tim berjuluk Beruang Madu sejatinya tak mampu memenuhi ekspektasi suporter untuk kembali ke Liga tertinggi. November 2018, Syahril HM Taher memutuskan untuk melepas posisi ketua umum Persiba. Menyisakan saham Rp 5 miliar untuk ditebus investor baru. Persiba kembali ke Pemkot Balikpapan.
Hanya beberapa hari, pemilik baru Persiba terjawab. Tak lain Wakil Wali Kota Balikpapan saat itu yakni Rahmad Masud. RM sapaan akrabnya menegaskan targetnya membawa Persiba kembali ke habitatnya di kasta tertinggi. Tapi, belum juga musim dimulai, sang empunya klub memutuskan mundur. Persiba dikembalikan ke Pemkot Balikpapan.
RM mundur, pemkot kembali gerak cepat mencari investor baru. Publik Balikpapan akhirnya bernapas lega setelah tim kesayangannya mendapat investor baru. Nama yang datang bukan sosok asing di sepak bola. Bahkan punya reputasi impresif. Tak lain adalah mantan Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade. Kepastian itu diketahui setelah pertemuan antara Rizal Effendi, Syahril HM Taher, dan Gede Widiade, pada Senin, 29 April 2019.
Gede Widiade tentu bak seperti pahlawan baru bagi suporter. Balistik berharap banyak pada sosok pria berdarah Bali ini. Apalagi kiprahnya cukup mentereng. Membawa Persija Jakarta juara musim 2018. Tentu prestasi tersebut, diharapkan suporter bisa menular ke Persiba.
Sayang, sejak ditangani Gede Widiade. Prestasi Persiba naik turun. Persiba hanya sekali merasakan babak 8 besar Liga 2 pada musim 2021. Angan-angan untuk masuk ke Liga 1 tidak terealisasi.
Berkutak-katik di Liga 2, di tahun kelima nya bersama Persiba, Gede Widiade menyatakan mundur di tengah kompetisi musim 2023/2024 sedang berjalan. Pengumuman ini tentu membuat publik Balikpapan terpukul. Perannya digantikan oleh Mohammad Rafil Perdana.
Bersama Mohammad Rafil Perdana, bukannya bertahan di kasta kedua dengan menyisahkan putaran kedua. Persiba kembali harus meratapi nasib masuk ke babak playoff dan degradasi. Padahal setelah diambil alih, dalam keterangan rilisnya, Rafil dan jajarannya bertekad untuk membuat Persiba tetap di Liga 2 dan tahun berikutnya pentas ke Liga 1.
Kini tak ada lagi euforia yang bisa dirasakan masyarakat Balikpapan di Stadion Batakan. Kreatifitas suporter dengan lantunan suara dukungan juga sirna. Persiba dengan segudang sejarahnya pun bakal perlahan hilang. Perjuangan era Wali Kota Syariffuddin Yoes tentu tinggal kenangan. Kejayaan era 1985 dengan penakluk tiga kasta hingga julukan selicin minyak juga akan hilang. Perlahan Persiba Balikpapan yang terlahir di era perserikatan bakal buyar.
Stadion Batakan yang dibangun miliyaran rupiah tersebut, seperti rumah yang ditinggalkan majikannya. Berdirinya stadion yang diklaim mirip Emirates Stadium markas Arsenal tersebut, menjadi saksi sejarah keterpurukan Persiba. Dalam kurun waktu tujuh tahun hanya melihat Persiba degradasi di dua kasta.
Sepakbola Balikpapan berduka. Akankah Persiba mengalami Nasib yang sama dengan Mitra Kukar di Liga 3. Bukannya berjuang di Liga 3, Tim berjuluk Naga Mekes tersebut justru mundur dari kompetisi. Akan kah ada lagi euforia bagi para suporter Persiba Balikpapan di Stadion Batakan atau justru ada penggila sepakbola Balikpapan yang berani mengakuisisi tim dari Liga 2 dan Liga 1. Seperti yang telah dilakukan daerah lain. BRAVO SEPAKBOLA BALIKPAPAN. (*)