Kaltimkita.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar tengah membangun jaringan irigasi untuk pertanian padi sawah. Pembangunan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung keberhasilan program lumbung pangan Kabupaten Kukar.
Diketahui bahwa pembangunan irigasi di Desa Loh Sumber telah dimulai pada awal 2023. Panjang jaringan irigasi ini mencapai enam kilometer dan melintasi empat rukun tetangga (RT) yang berbeda. Pekerjaan ini ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar.
Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, menjelaskan pembangunan infrastruktur pertanian di desa tersebut memiliki beberapa tujuan. Pertama, memastikan program pertanian berbasis kawasan yang digulirkan oleh Pemkab berjalan sesuai rencana. Selain itu, infrastruktur ini juga akan memastikan pengairan pertanian padi sawah di desa berjalan dengan optimal.
“Progres pembangunan irigasi ini terletak di empat titik berbeda. Saat ini kurang lebih 80 persen jaringan irigasi di desa sudah tersambung dengan baik,” ucap Sukirno belum lama ini.
Ia juga menyatakan bahwa pembangunan irigasi telah lama diharapkan oleh petani di desa tersebut. Selama bertahun-tahun, petani di Desa Loh Sumber masih menggunakan sistem pengairan tadah hujan, yang dianggap kuno terutama ketika musim kemarau tiba. Oleh karena itu, infrastruktur irigasi dibangun untuk mengalirkan air sungai melalui irigasi hingga mengairi persawahan warga.
“Sekarang kami sudah memastikan bahwa seluruh jaringan irigasi tersambung dengan aliran air yang normal,” ucapnya.
Sukirno juga menjelaskan, untuk mendukung pembangunan irigasi tersebut, pihak desa mengajukan proposal kepada Bidang Sumber Daya Air, Dinas PU Kukar pada tahun lalu. Dan hasilnya, PU telah membangun jaringan irigasi sepanjang enam kilometer pada tahun ini.
Sebagai penerima manfaat dari pembangunan irigasi, ada sembilan kelompok petani padi sawah di Desa Loh Sumber. Rincian pembangunan irigasi ini melintasi empat RT yang berbeda, yaitu RT 5, 6, 8, dan 9.
“Dengan tersambungnya seluruh jaringan irigasi ini, kita akan mengatasi masalah pengairan yang ada. Yang paling penting, petani tidak akan lagi kesulitan dalam mengairi padi sawah mereka,” pungkasnya. (adv/ian)