Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mulai melaksanakan skrining kesehatan dan pengukuran kebugaran tahap pertama bagi calon jemaah haji tahun 2025.
Kegiatan berlangsung di Balikpapan Islamic Center (BIC), Minggu (23/11/2025), dan diikuti 493 calon jemaah yang telah terdaftar sebagai peserta keberangkatan. Skrining ini merupakan bagian penting dari penilaian istita’ah kesehatan, yaitu kemampuan fisik dan kesehatan yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menunaikan ibadah haji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengatakan bahwa skrining dilakukan secara komprehensif dan berlapis untuk memastikan seluruh calon jemaah benar-benar siap menjalankan ibadah.
Menurutnya, istita’ah bukan hanya soal kesiapan administrasi atau finansial, tetapi terutama kesiapan fisik yang harus terukur.
“Skrining kesehatan ini sedang kami laksanakan. Mudah-mudahan semua jemaah kita istita’ah. Haji bukan hanya soal kemampuan ekonomi, tetapi juga fisik dan kesehatan. Dari lima ratusan jemaah kita, harapannya semua dalam kondisi sehat dan mampu melaksanakan ibadah,” ujarnya, Minggu (23/11/2025).
Dalam proses skrining, calon jemaah menjalani pemeriksaan tekanan darah, gula darah, fungsi jantung, serta evaluasi kesehatan umum. Tes kebugaran juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan fisik calon jemaah, mengingat ibadah haji membutuhkan stamina yang tinggi dan aktivitas fisik yang intens dalam waktu lama.
"Hasil pemeriksaan ini akan menjadi dasar bagi Dinkes menentukan apakah jemaah memerlukan pendampingan atau pembinaan kesehatan lanjutan sebelum keberangkatan," akunya.
Alwiati menegaskan, bahwa pemeriksaan lebih ketat diterapkan kepada calon jemaah yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung.
Menurutnya, kondisi kesehatan seperti itu bukan berarti menghalangi keberangkatan, namun harus dipastikan berada dalam kondisi stabil.
“Kami perhatikan betul jemaah yang punya penyakit bawaan. Mereka wajib dalam kondisi stabil agar tidak terjadi kendala di tanah suci. Stabil bukan berarti sembuh, tetapi terkontrol dan aman untuk menjalankan ibadah,” tambahnya.
DKK Balikpapan juga memberi perhatian khusus kepada jemaah lanjut usia (lansia) yang setiap tahun mendominasi peserta keberangkatan. Alwiati mengatakan pihaknya terus mengimbau agar para lansia menjaga pola hidup sehat, mulai dari pengaturan pola makan, istirahat cukup, hingga menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Dengan menjaga kesehatan, lansia pun tetap dapat melaksanakan ibadah haji. Pemeriksaan rutin, cek fisik, dan olahraga teratur menjadi kunci agar mereka siap secara fisik,” jelasnya.
Melalui skrining tahap pertama ini, Dinkes Balikpapan berharap seluruh jemaah dapat mendapatkan pendampingan kesehatan berkelanjutan hingga menjelang keberangkatan. Program ini diharapkan mampu meminimalkan risiko kesehatan selama pelaksanaan haji dan memastikan setiap jemaah dapat menunaikan ibadah dengan aman, nyaman, dan dalam kondisi fisik yang prima. (rep)


