Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Fokus pada peningkatan perekonomian kota Balikpapan, Anggota Komisi II mengajak Dinas Perdagangan (Disdag) meninjau keadaan bangunan pasar inpres di Kelurahan Marga Sari, pada Jumat (17/1/2025) pagi.
Adapun tujuan peninjauan tersebut sebagai bagian dari rencana Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Disdag Balikpapan untuk merevitalisasi pasar Inpres. Yang mana tempat transaksi jual beli itu sejatinya nanti akan dikembangkan menjadi lebih megah, sekaligus diharapkan menjadi tempat wisata baru guna menarik perhatian para pengunjung, baik lokal maupun mancanegara.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah mengatakan, untuk mewujudkan revitalisasi tentunya ada beberapa tahapan-tahapan yang mesti dilakukan terlebih dahulu, seperti upaya penertiban dan relokasi kepada para pedagang.
"Kami tidak serta merta langsung menertibkan pedagang, namun kami lakukan dengan tahapan-tahapan," ujarnya seusai memimpin peninjauan.
Menurutnya, merelokasi pedagang tidaklah mudah, mesti ada beberapa pertimbangan serta langkah bijak yang diambil. Kendati begitu, pihaknya pun meminta data berkaitan dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) mana saja yang menghuni namun tidak pada tempatnya.
"Oleh karena itu, pihak kami meminta UPT pasar inpres menyiapkan data kajian yang lengkap dulu, untuk merelokasi secara kondusif kepada para pedagang sebelum melalukan revitalisasi," kata pria yang disapa Adi itu.
"Kami meminta data petak atau lapak yang digunakan pedagang tapi tidak sesuai dengan fungsinya. Kami akan pelajari, khususnya kami fokuskan ke pedagang-pedagang yang agak bandel," sambungnya.
Artinya, hal ini butuh langkah yang lebih serius, sehingga nantinya akan dirapatkan kembali dengan Dinas-dinas terkait. Lalu setelahnya, tambah dia, Komisi II melalukan rapat konsolidasi sebagai langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menertibkan.
"Jadi akan kami undang seluruh PKL untuk melakukan dialog, baru kami melakukan langkah-langkah apa saja untuk membangun. Sehingga revitalisasi pasar inpres dapat berjalan dengan baik," jelas Adi.
Sementara itu, Ibu Nur yang merupakan salah satu PKL pasar inpres mengaku mengikuti saja rencana revitalisasi tersebut.
"Saya sih terserah saja, asalkan nanti masih ada untung jadi tak masalah," akunya.
Sejak menjadi pedagang di pasar inpres dari tahun 2006 silam, Nur pun mengaku tidak terlalu mendapatkan untuk yang signifikan semenjak berjualan, namun menurutnya, hasil itu masih bisa digunakan untuk menghidupi keluarganya sehari-hari.
"Jualan di sini, kadang ramai kadang sepi. Tapi saat ini kalau hari-hari ada saja untungnya walau sedikit-sedikit," ungkapnya. (lex)