Oleh : Dr Isradi Zainal
Rektor Uniba, Direktur Indeks Survey Indonesia (Insurin), Sekjen Forum Rektor PII
IKN Nusantara dipindahkan dan akan dibangun dengan sejumlah argumen utama, diantaranya pemerataan, keadilan, pertumbuhan ekonomi, minim bencana dan kota kelas dunia atau kota internasional yang smart, green, blue, forest dam sustainable city. Ditahap awal pembagunan akan dibangun Istana negara, gedung kementerian, pejabat, ASN,dll. Dalam pembangunan awal ini, maka sosok kepala dan wakil kepala otorita IKN dianggap memenuhi aspek tersebut di atas dalam melakukan langkah strategis dalam membangun dan menata IKN Nusantara.
Pengalaman dan latar belakang keduanya cukup mumpuni untuk visi IKN ini. Dalam diskusi kami bersama dengan ketua dan wakil ketua IKN sehari setelah acara 'kendi nusantara', kedua pimpinan IKN tersebut dengan sikap yang humble menguraikan secara singkat bagaimana IKN Nusantara yang akan dipimpin dan dikelolanya. Kami sempat saling bertukar pikiran bagaimana seharunya IKN dikelola dan dikawal. Setelah keduanya kembali ke Jakarta untuk berdiskusi dengan Presiden dan sejumlah menteri terkait IKN Nusantara.Kami juga terus menjalin komunikasi untuk bersinergy dalam menata IKN Nusantara.
Seperti diketahui kepala otorita IKN Bambang Susantono dalam wawancaranya dengan wartawan, berencana untuk merekrut beberapa warga Kaltim sebagai deputi dan tim otorita. Langkah ini sangat tepat, namun perlu dicatat bahwa yang dipilih meski punya jejak digital dalam mendukung dan mengawal IKN. Alasannya adalah karena dalam membantu pengawalan terhadap pemindahaan dan penataan IKN ini, yang dipilih mesti bisa bersinergi.
Mereka yang akan duduk meski memahami langkah yang akan dilakukan oleh Pimpinan otorita di tahapan awal pembangunan IKN tahun 2022-2024. Yang tak kalah menariknya adalah upaya yang dilakukan oleh wakil kepala otorita Dhony Rahajoe yang begitu tertarik untuk memberi perhatian terhadap warga IKN Nusantara dan SDM Kaltim dan Kalimantan yang akan membangun IKN.
Dalam diskusi yang kami lakukan via WA beliau bahkan mengajak bersinergy dalam melakukan FGD untuk mencari solusi dalam mengoptimalkan SDM Kaltim dan agar warga IKN bisa ikut sejahtera dengan pindahnya IKN.Tersirat harapannya agar jangan ada yang korban dengan pindahnya IKN. Apa yang akan dilakukan oleh pimpinan otorita patut diappresiasi, memang benar dalam membangun IKN jangan hanya memperhatikan infrastruktur tapi juga SDM dan kesejahteraan warga IKN dan sekitarnya.
Ini sejalan dengan salah satu bait lagu Indonesia Raya, bangun badannya - bangun jiwanya, begitu juga dengan konsep pemerataan, keadilan, pertumbuhan ekonomindan kesejahteraan warga dan masyarakat Indonesia. Dengan demikian konsep pembangunan 'bangun badannya-bangun jiwanya mengandung makna bahwa pembangunan IKN yang sedang dan akan dilaksanakan harus berbanding lurus dengan pembangunan SDM dan masyarakat lokal.
Pemukiman lokal yang saat ini masuk dalam kawasan inti pusat pemerintahan IKN mesti memberi jaminan dan kepastian tidak akan dicaplok tapi akan diganti dengan ganti untung. IKN yang akan dibangun berbasis Smart city harus memastikan bahwa warga IKN yang saat ini ada di IKN akan menjadi Smart people dan lebih sejahtera. Mereka harus merasa aman dan nyaman dengan pindahnya IKN. Diperlukan cara dan strategi strategi untuk mencapainya.
Satu hal yang mesti diingat oleh pemerintah dan pimpinan otorita IKN bahwa kepindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan timur selain karena minim bencana alasan lainnya adalah dalam rangka pemerataan, keadilan, pertumbuhan ekonomi, kota dunia yang smart,green, forest, blue dan sustainale city.
Semua ini tidak akan tercapai tanpa memperhatikan SDM dan warga IKN dan penyangga IKN. Pembangunan IKN Nusantara juga mesti selaras dengan pembangunan wilayah sekitarnya. Tanpa langkah ini maka konsep pemerataan, keadilan dan pertumbuhan ekonomi IKN Nusantara akan sulit tercapai. (*)