Tulis & Tekan Enter
images

KORBAN: Saming (tengah), nelayan yang selamat dari tabrakan kapal tanker ditemui oleh petugas di kediamannya di Kelurahan Sungai Parit.

Kapal Nelayan Diduga Ditabrak Kapal Tanker Batu Bara

KaltimKita.com, PENAJAM - Nelayan asal RT 1, Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami musibah saat mencari ikan di perairan di Kelurahan Muara Telake, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser pada Selasa (8/12) sekira pukul 02.00 Wita.

Saming (49) bersama menantunya Mahmud (59) mengalami musibah kapalnya ditabrak kapal tanker yang diduga pengangkut batu bara.

Saming bersama menantunya, Mahmud berangkat dari kediamannya di RT satu Kelurahan Sungai Parit menuju perairan telat ke muara terakhir untuk memancing ikan pada minggu sore.

Saming menceritakan, malam kejadian kejadian Sami sedang tertidur di dalam kamar kapal. Tiba-tiba Menantunya, Mahmud membangunkannya. Karena melihat kapal tanker melaju ke arah kapalnya. Mahmud berteriak sambil meminta mertuanya memotong tali jangkar. Namun Saming tidak sempat lantaran kapal tanker telah mendekat. Kapal nelayan itu tertabrak bagian depan hingga terseret.

“Waktu ditabrak, tali jangkar nyangkut di kapal tanker sehingga terseret. Pada saat terseret kapal saya pun kondisinya miring hingga air masuk dalam kamar kapal. Jadi, saya hanya berpegang sekuatnya. Saya masih bisa bernapas karena masih ada ruang sedikit yang tidak dipenuhi air. Perasaan saya terseret hampir 30 menet,” kata Saming saat ditemui di kediamannya di RT 1, Kelurahan Sungai Parit, Rabu (9/12).

Saming memperkirakan kapal milik nya terseret hampir 30 menit. Kemudian ali jangkar terlepas dari kapal tanker yang menabraknya. Kemudian posisi kapal nelayan kembali ke posisi semula. Saming pun selamat dari ancaman maut. Namun, nasib menantunya belum diketahui sampai saat ini.

Saming pun terombang ambing di tengah laut karena mesin kapalnya rusak karena terendam air laut saat terseret kapal tanker. Saming pun tersampar di tengah laut dan baru ditemukan oleh nelayan asal Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam, PPU pada Rabu (9/12) pagi.

Kapal miliknya yang tertabrak kapal tanker hanya rusak ringan. Satu papan kapal kayu tersebut patah. Kapal miliknya saat ini hanya disimpan di tengah laut karena masinnya rusak.

“Kapal saya tinggal di sana. Aman saja, karena ada jangkarnya,” tuturnya.

Malam berikutnya usai tertabrak kapal tanker, Saming teriak minta tolong pada saat ada kapal pengangkut barang yang melintas.

“Malam kedua setelah kejadian itu, saya teriak minta tolong karena takut tertabrak lagi. Karena lampu sudah rusak semua setelah ditabrak kapal tanker,” tuturnya.

Saming mengira, sang menantu telah diselamatkan oleh nelayan lain. Namun, setiba di rumahnya, ternyata Mahmud belum kembali.

“Kukira menantu saya sudah ada yang selamatkan. Karena waktu kapal terlepas dari kapal tanker itu, menantu saya sudah tidak ada di kapal,” tuturnya.

Mahmud dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya. Istri Mahmud, Rahmatia (30) berharap suaminya segera ditemukan dalam keadaan selamat.

“Mudah-mudahan suami saya selamat,” harap Ibu yang baru saja melahirkan anak ketiganya bulan lalu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI-Polri langsung melakukan koordinasi dengan keluarga korban setelah mendapatkan laporan atas kejadian tersebut.

“Kami siapkan dua kapal yakni satu kapal BPBD dan satu kapal nelayan untuk melakukan pencarian korban,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD PPU Nurlaila. (*/tim)


TAG

Tinggalkan Komentar