Tulis & Tekan Enter
images

Sebanyak 800 mahasiswa baru FEB duduk mendengarkan pengarahan.

Ketika 300 Mahasiswa Unmul Tumbang

Catatan Rizal Effendi

SAYA kemarin ke kampus Universitas Mulawarman (Unmul) Gunung Kelua Samarinda. Tujuannya memenuhi undangan Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 2025.

Sebagai Ketua Ikatan Alumni FEB saya diminta menyemangati dan memotivasi sekitar 800 mahasiswa baru (maba) FEB. Saya datang bersama pengurus lain Dian Novitasari dan Dr Meiliana, mantan Ketua IKA sebelum saya, yang juga pengurus IKA Unmul.

Empat mahasiswa baru mewakili program studi (prodi) Manajemen, Akutansi, Ekonomi Syariah dan Ekonomi Pembangunan sempat bertanya kenapa dulu saya masuk ke Fakultas Ekonomi.

Saya bilang ilmu ekonomi sangat penting dan terus berkembang. Boleh dibilang pembangunan ekonomi menjadi jantung sukses tidaknya suatu bangsa atau negara untuk mencapai kesejahteraan. Karena itu saya memilih masuk ke Fakultas Ekonomi. Saat ini ada satu juta orang mahasiswa FEB di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Saya dan Dr Meiliana menerima penghargaan di depan maba FEB Unmul.

Kepada maba saya minta mereka menjadi anak-anak ekonomi yang cerdas, hemat dan kritis. Tidak merokok dan narkoba serta tidak juga main judi online. Juga jangan ikut-ikutan main tambang liar. Sumber daya alam Kaltim harus dijaga. Kaltim adalah provinsi pertama di Indonesia yang menerima dana karbon karena keberhasilan menjaga hutan.

Meiliana meminta mahasiswa baru FEB harus rajin belajar dan punya disiplin yang tinggi. “Hanya dengan disiplin kita bisa sukses,” tandasnya. Mei memang punya karier yang sukses di pemerintahan. Pernah menjadi Pj Sekdaprov dan Pj Wali Kota Samarinda. “Malah pernah menjadi Plt Gubernur Kaltim meski hanya dua hari,” tambahnya.

Wajah 800 Maba FEB saya lihat cerah dan penuh semangat. Tapi dua hari sebelumnya mereka sempat teler bersama teman-temanya dari fakultas lain ketika mengikuti pembukaan PKKMB di GOR 27 September Kampus Unmul Gunung Kelua.

Total maba Unmul 2025 mencapai 6 ribu orang lebih. Banyak sekali. Mereka sesak-sesakan di gedung pertemuan tersebut. Akibatnya banyak yang bertumbangan alias semaput.

Dokumentasi mahasiswa baru Unmul yang jatuh pingsan.

Dari data yang beredar disebutkan ada 311 orang mahasiswa baru yang jatuh pingsan di acara tersebut. Itu tidak sedikit. Sekitar 5 persen dari total mahasiswa baru.

Dapat dibayangkan kehebohan dan kepanikan yang terjadi pada saat itu. Tidak gampang petugas kesehatan melakukan evakuasi dan penanganan korban. Sebanyak 100 orang harus dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih intensif. Sisanya ditangani di tenda medis darurat.

Syukur tak sampai jatuh korban jiwa sampai meninggal dunia. Kalau tidak masalahnya jadi panjang dan penuh konsekwensi hukum.

Apa sesungguhnya yang terjadi? Sepertinya para mahasiswa baru tersebut kelelahan dan dehidrasi. Kondisi GOR tidak memenuhi syarat. Sesak dan panas. AC-nya tidak berfungsi maksimal. Acaranya cukup panjang, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi pada ribuan mahasiswa baru tersebut.

“Kami kelelahan dan kepanasan pak,” aku seorang maba dengan wajah berkeringat. “Bapak kan tahu sebagian kami berangkat ke kampus tak sempat sarapan, jadi yang ambruk berada di tempat seperti ini,” kata maba yang lain.

Rektor Unmul Prof Abdunnur (tengah) pada acara pembukaan PKKMB 2025. 

Acara yang semula diseting penuh kegembiraan itu - sampai Rektor Unmul Prof Abdunnur sempat bernyanyi – akhirnya dihentikan. “Yang kami utamakan adalah keselamatan. Itu prioritas utama,” kata Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Mohammad Bahzar memberi alasan.

Ia mengakui ruang GOR kurang memadai. Karena itu dilakukan evaluasi. Pihak Rektorat akan mengajukan permohonan bantuan kepada Pemprov Kaltim untuk pemasangan AC baru. Selain itu, ada kemungkinan di tahun depan PKKMB dilakukan secara hybrid. “Sebagian maba dihadirkan di dalam gedung, sebagian lagi dilakukan secara daring,” jelasnya.

WAGUB DIBELAKANGI

Acara di GOR 27 September Kampus Unmul Gunung Kelua tidak saja panas karena penuh sesak, tapi juga panas karena berbagai aksi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama para maba atau adik barunya.

Misalnya mereka memprotes kehadiran undangan dari luar di antaranya Wagub Kaltim Seno Aji dan Brigjen TNI Deni Sukwara, Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Pangdam VI Mulawarman. Wagub memberi sambutan dan pengarahan, sedang Deni diminta menyampaikan materi soal kehidupan bernegara dan kesadaran bela bangsa.

Sepertinya pimpinan BEM dan para maba tidak berkenan. “Itu memang kegiatan pengenalan kehidupan kampus. Bukan pengenalan pejabat,” kata Herdiansyah Hamzah, dosen Fakultas Hukum Unmul yang sering dimintai komentar oleh awak media seperti diberitakan bontangpost.id.

Ketika Wagub berada di podium, kontan mahasiswa baru melakukan aksi balik badan terutama dari ratusan maba Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Ribuan mahasiswa baru yang bersesakan di GOR 27 September Kampus Unmul Gunung Kelua.

Dalam keterangan terpisah, Seno menjelaskan aksi itu bukan ditujukan kepada dia atau Pemprov Kaltim. Hanya dilakukan persis di saat dia memberi sambutan pada pukul 09.00. Tapi mengutip Sketsa Unmul, Gubernur BEM FKIP, Muhammad Rezky Nur Ilman menyatakan, aksi balik badan itu merupakan bentuk kritik terhadap pelaksanaan Gratispol yang tidak sesuai dengan janji “gratis” yang benar-benar full atau penuh.

Menurut mereka, program Gratispol belum menyentuh kebutuhan riil mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Gratispol baru menyasar maba dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). “Seharusnya maba dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) juga dapat perhatian yang setara, karena banyak juga yang menghadapi kendala dalam hal finansial,” kata Rezky.

Menurut Sketsa Unmul, aksi juga dilakukan maba dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Mereka menyanyikan lagu-lagu perjuangan dengan suara lantang sebagai bentuk ekspresi dari sikap kritis di sela Brigjen Deni lagi melakukan pemaparan.

Brigjen Deni sempat meminta perwakilan BEM FISIP naik ke panggung tapi ditolak. Aksi juga dilakukan maba dari prodi Pendidikan Sejarah FKIP yang mencoba melakukan aksi walk out. Alasan mereka, sesi Brigjen Deni melewati waktu salat zuhur tanpa adanya jeda.

Melihat aksi para mahasiswa baru itu, saya jadi teringat ketika di masa kuliah tahun 70-an. Saya bersama 4 mahasiswa Unmul lainnya sempat ditahan 12 hari oleh Laksus Kodam VI/MW gara-gara menggelar aksi demo menentang KNPI masuk GBHN, pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan dominasi Jepang serta terbitnya SK Mendikbud 028 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK), yang berbuntut pembubaran Dewan Mahasiswa.

Saat itu aparat TNI yang turun ke kampus dipimpin Dandim 0901/Samarinda Letkol CZI Syarifuddin Yoes, yang belakangan jadi Wali Kota Balikpapan (1981-1989). Berkat bimbingan dia juga (selain Pak Tjutjup Suparna dan Pak Imdaad Hamid), akhirnya saya juga jadi Wali Kota Balikpapan 2011-2021.(*)

 


TAG

Tinggalkan Komentar