KaltimKita.com, SAMARINDA - Pada Selasa (26/9) berlokasi di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda, Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), Politeknik Negeri Nunukan (PNN) bersama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan Peluncuran Daerah Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.
Keempat Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) ini merupakan Tim konsorsium Ekosistem Kemitraan untuk Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Selain sesi seremonial yang sakral, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi pelantikan Tim Koordinasi Revitalisasi Daerah Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (TKDV) dan Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur oleh Gubernur Kalimantan Timur.
Ahyar M. Diah, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda dan PTV pengampu program ekosistem kemitraan memberikan laporan dan penjelasan singkat. Menurutnya, Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah adalah program riset yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Program ini merupakan grand design riset pengembangan di daerah/wilayah dalam kurun waktu 3 tahun mengacu pada potensi dan keunggulan di daerah serta agenda prioritas pembangunan daerah. “Saat ini kami laporkan terdapat 20 Perguruan Tinggi Vokasi yang menjadi pengampu program, salah satunya yaitu kami (Politenik Negeri Samarinda) yang mencakup Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Lebih detail lagi, yang terlibat dalam program ini mencapai 65 PTV negeri dan swasta yang menjadi anggota konsorsium. Jadi total ada 85 PTV dari 27 Provinsi di seluruh Indonesia,” ucap Ahyar.
Program ini bertujuan mensinergikan kemitraan dan penyelarasan antar satuan pendidikan vokasi dan pemangku kepentingan di daerah untuk menghasilkan policy brief yang berisi workforce planning dan innovation planning guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi atau kebutuhan daerah, kemudian menghasilkan inovasi model/produk/desain/sistem yang dibutuhkan bagi pengembangan sektor prioritas daerah. Secara khusus Ahyar berharap pelaksanaan dari program ini akan menjawab persoalan dasar pendidikan vokasi.
“Kolaborasi yang tercipta dengan stakeholder terkait, mampu menyelesaikan kesenjangan antara supply dan demand” tutupnya.
Pendidikan Vokasi Harus Menjawab Kebutuhan Masyarakat
Selain melantik TKDV dan Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor juga memberikan pesan bahwa pendidikan vokasi sangat diperlukan sebagai aktor pembangunan ekonomi daerah. Walaupun demikian, Pimpinan Benua Etam juga menggaris bawahi tantangan pendidikan saat ini semakin berat akibat kemajuan teknologi yang begitu cepat.
Menurutnya, pendidikan vokasi harus beradaptasi menyesuaikan perkembangan teknologi, kebutuhan industri, dan potensi dari daerah. “kita harus kejar, jangan sampai (pendidikan vokasi) kita ketinggalan,” ucapnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati juga ikut hadir pada kegiatan tersebut.
Secara khusus Kiki dalam sambutannya menyampaikan bahwa urgensi program ekosistem kemitraan yaitu persoalan mempersiapkan generasi muda yang berkualitas tidak bisa dilakukan hanya oleh Kemendikbudristek. “Maka prinsip utama yang perlu diutamakan adalah gotong-royong dari semua pihak. Sehingga kami menyebutnya sebagai ekosistem kemitraan,” ucap Kiki.
Kiki menjelaskan tujuan pendidikan vokasi tidak hanya cukup mencerdaskan kehidupan bangsa, melainkan juga mensejahterakan masyarakat. Melalui Program Ekosistem Kemitraan kami berharap dapat memetakan demand driven, agar pendidikan vokasi tidak lepas dari konteks kebutuhan masyarakat setempat. “Tidak perlu dibangun (pendidikan vokasi) apabila tidak ada kebutuhan di tengah masyarakat,” ucap Kiki.
Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar ingin menurunkan tembok-tembok tinggi antar lembaga. Tujuannya menurut Kiki agar siapapun masyarakat bisa masuk bekerjasama dan menjadi co-creatorpendidikan. Semangat yang sama juga hadir melalui Program Ekosistem Kemitraan sebagai usaha untuk mendorong kolaborasi stakeholder di daerah dan pendidikan vokasi untuk menjadi aktor pembangunan. “(Semua stakeholder di daerah) dapat memberi masukan kepada kami, agar kami dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi yang berkualitas,” tandas Kiki.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur dari empat PTV pengampu dan anggota program yang ada di Provinsi Kaltim dan Kaltara; Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (APTV), Benny Bandanadjaja; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati; Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor; Koordinator Wakil Ketua Kadin daerah Provinsi Kaltim, Zuhdi Yahya; Ketua dan anggota TKDV Provinsi Kalimantan Timur; Ketua dan anggota Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur; serta berbagai perusahaan multi nasional, UMKM, Asosiasi, Komunitas, dan dinas terkait. (*/and)