Kaltimkita.com, SAMARINDA – Rumah sakit di Kalimantan Timur tidak akan lagi hanya dikenal sebagai tempat penyembuhan.
Melalui sebuah kemitraan yang telah teruji selama 15 tahun dengan Universitas Adelaide, Australia, Dinas Kesehatan Kaltim kini menargetkan fasilitas-fasilitas kesehatan ini menjadi titik sentral untuk menyebarkan kesadaran dan praktik hidup sehat di seluruh komunitas.
“Ini adalah sebuah lompatan transformatif, dari fokus kuratif menjadi preventif, yang diharapkan akan mengubah lanskap kesehatan di Bumi Etam,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, di Samarinda, Rabu (2/7/2025).
Ia mengungkapkan bahwa program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini adalah bagian integral dari upaya besar transformasi layanan kesehatan di Kaltim. Fokus utamanya adalah memerangi penyakit tidak menular yang semakin marak, seperti penyakit kardiovaskular.
“Ini adalah fase baru, di mana rumah sakit bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga mendidik, menginspirasi, dan memberdayakan masyarakat untuk hidup lebih sehat,” ujar Jaya saat membuka Rapat Koordinasi Proyek Pengembangan PKRS di Samarinda.
Visi ini menargetkan perubahan perilaku sehat yang meluas, menjangkau tidak hanya pasien yang sedang dirawat, tetapi juga keluarga mereka, seluruh staf rumah sakit, bahkan masyarakat di sekitar fasilitas kesehatan.
Jaya menegaskan bahwa rumah sakit harus menjadi mercusuar yang memancarkan pengaruh positif dalam membentuk kebiasaan sehat di tengah masyarakat. Ini adalah upaya untuk menciptakan budaya kesehatan yang holistik, di mana pencegahan menjadi garda terdepan.
Dalam tiga hari ke depan, mulai 2 hingga 4 Juli 2025, perwakilan dari Universitas Adelaide, LPPM Universitas Mulawarman, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kaltim, serta manajemen RSUD AW Sjahranie dan RSUD AM Parikesit akan berkolaborasi intensif.
Mereka akan bersama-sama merancang strategi PKRS yang inovatif, relevan, dan adaptif terhadap konteks sosial lokal. Diskusi mendalam, kunjungan langsung ke area promosi kesehatan di rumah sakit, dan perumusan intervensi berbasis bukti menjadi agenda utama.
“Kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis bukti ini kami harapkan dapat menjadi katalis penguatan PKRS di Kalimantan Timur yang lebih inklusif, aplikatif, dan berkelanjutan,” pungkas Jaya Mualimin. (fan/adv/diskominfo kaltim)