Tulis & Tekan Enter
images

Murni

Pemkot Balikpapan Fokus Embung Aji Raden, Jadi Pasokan Air Bersih

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Untuk mengatasi krisis air baku yang melanda Kota Balikpapan. Dimana defisit air baku saat ini nyaris menembus 1.000 liter per detik, membuat pasokan air bersih dari Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) semakin terbatas di sejumlah wilayah.

Upaya pemerintah untuk mengatasi krisis ini sempat diarahkan pada pembangunan fasilitas desalinasi atau penyulingan air asin menjadi air tawar. Namun, rencana tersebut diperkirakan batal direalisasikan karena terkendala biaya yang sangat besar.

Sebagai gantinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan kini memprioritaskan percepatan pembangunan Embung Aji Raden, yang diyakini menjadi solusi paling realistis dan cepat untuk menutupi kekurangan pasokan air baku. Proyek ini ditargetkan mampu menambah kapasitas 200 liter per detik saat beroperasi penuh.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda-Litbang) Kota Balikpapan, Murni, mengatakan bahwa pembangunan Embung Aji Raden diproyeksikan rampung pada tahun 2027–2028. “Sekarang kami fokus penuh pada Embung Aji Raden agar bisa mendapatkan pembiayaan dari pemerintah pusat,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Saat ini, Pemkot Balikpapan masih mengalokasikan anggaran daerah untuk proses pembebasan lahan, yang menunggu pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur karena penetapan lokasi (penlok) sebelumnya telah kedaluwarsa.

Selain Embung Aji Raden, Pemkot juga menyiapkan opsi tambahan melalui proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku Semoi, yang diharapkan dapat menutupi defisit air baku eksisting hingga 1.000 liter per detik. “SPAM Sepaku Semoi diharapkan bisa menutup kekurangan pasokan air baku eksisting sebesar seribu liter per detik,” jelas Murni.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa Balikpapan tetap memerlukan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk menghadapi pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan air di masa mendatang.

Sebelumnya, Pemkot Balikpapan sempat menggagas proyek desalinasi air payau di kawasan Sungai Somber, Balikpapan Barat, dengan estimasi anggaran antara Rp50–60 miliar. Namun, rencana tersebut diragukan dapat berjalan karena masih sebatas konsep dan belum ada contoh proyek serupa yang berhasil diimplementasikan dalam skala besar di Indonesia.

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menyebut bahwa desalinasi memang memungkinkan dilakukan, tetapi secara teknologi dan pembiayaan masih sulit diterapkan untuk kebutuhan kota sebesar Balikpapan. “Desalinasi baru sebatas skala kecil seperti di hotel-hotel di Bali. Untuk skala kota, belum ada yang benar-benar berhasil,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, fokus Pemkot kini tertuju pada penyelesaian Embung Aji Raden dan percepatan proyek SPAM Sepaku Semoi, agar masyarakat Balikpapan dapat segera terbebas dari krisis air baku yang berkepanjangan. (rep)



Tinggalkan Komentar

//