Tulis & Tekan Enter
images

Perkuat Budaya Siaga, BPBD Balikpapan Sasar Lingkungan Sekolah

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Upaya membangun budaya tanggap bencana di lingkungan pendidikan terus diperkuat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan kembali melaksanakan kegiatan Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMP dan SMA Kristen Ipeka Balikpapan, Rabu (22/10/2025).

Program ini menjadi bagian dari gerakan nasional pengurangan risiko bencana berbasis pendidikan. Melalui SPAB, BPBD ingin memastikan setiap satuan pendidikan memiliki sistem kesiapsiagaan yang kuat, terstruktur, dan melibatkan seluruh warga sekolah.

Kepala BPBD Balikpapan Usman Ali mengatakan, tujuan utama kegiatan tersebut adalah membentuk tim tanggap darurat di sekolah. Tim ini nantinya akan menjadi garda terdepan dalam mengoordinasikan langkah mitigasi, penanganan, hingga pemulihan pascabencana di lingkungan sekolah.

“Dalam menghadapi bencana, seluruh warga sekolah mulai dari guru, tenaga kependidikan, hingga siswa harus memiliki kesiapsiagaan. Karena bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, upaya pengurangan risiko bencana tidak bisa berjalan efektif tanpa keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, BPBD menerapkan pendekatan pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media massa. Sinergi lintas sektor ini diharapkan memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman.

“Program SPAB menjadi bagian penting dalam menciptakan sekolah yang aman dan mendukung terwujudnya Balikpapan Tangguh Bencana,” tambah Usman.

Sementara itu, perwakilan Sekolah Kristen Ipeka Balikpapan, Yoel Yonatan Tampilang, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi sekolahnya. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga praktik nyata untuk melatih kesiapsiagaan seluruh warga sekolah.

“Selain meningkatkan pemahaman, kegiatan ini juga melatih langkah penyelamatan diri ketika terjadi gempa bumi, kebakaran, atau banjir. Ini penting agar siswa tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan,” ungkap Yoel.

Selama kegiatan, para peserta mendapatkan materi tentang jenis-jenis bencana yang berpotensi terjadi di Balikpapan, cara membaca tanda-tanda alam, serta langkah-langkah evakuasi yang benar. Siswa dan guru juga mempraktikkan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) serta teknik memadamkan api menggunakan kain basah. Yoel berharap, kegiatan SPAB dapat menjadi budaya berkelanjutan di sekolah.

“Kami ingin Ipeka menjadi contoh bagi sekolah lain dalam membangun budaya siaga. Harapannya, seluruh warga sekolah semakin peduli dan siap menghadapi situasi darurat,” pungkasnya. (rep)



Tinggalkan Komentar

//