Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Di tengah ketatnya persaingan bisnis camilan rumahan dan dominasi produk industri besar, Diana, pemilik Akhila Snack, justru memilih jalan berbeda. Ia tak tergoda menitipkan produknya ke toko-toko retail modern, melainkan fokus menjual secara mandiri, baik melalui penjualan langsung (offline) maupun platform daring (online).
Langkah ini bukan tanpa alasan. Menurut Diana, sistem titip jual di toko kerap membuat arus keuangan terhambat.
Ya, ditemui di kediamannya, RT 15, Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, Jumat (24/10/2025), Diana mengaku lebih untung menjual mandiri ketimbang bergantung ke toko ritail dan sejenisnya.
“Kalau nitip di toko, invoice bisa cair dua sampai tiga bulan. Tapi kalau jual sendiri, setiap minggu saya bisa pegang uang Rp200–300 ribu,” ujarnya sambil tersenyum.
Dengan sistem jual mandiri, perputaran modal menjadi lebih cepat, sehingga produksi tetap berjalan stabil. Setiap minggu, Diana memproduksi berbagai camilan andalan seperti ‘Tingting Kacang Gula Merah’ dan ‘Basreng Prima Dona’, yang kini mulai dikenal luas oleh pelanggan tetapnya di Balikpapan.
Dari strategi ini, ia mampu meraih omzet sekitar Rp4 juta per bulan, bahkan meningkat tajam saat momen-momen besar seperti Idul Fitri dan Natal.
“Nah, kalau lebaran jadi momen banjir cuan, pesanan bisa sampai 10 kilo kacang, semua habis. Bahkan, biasanya PO sudah masuk setelah seminggu berpuasa,” tuturnya.
Meski harga bahan baku sering naik dan daya beli masyarakat fluktuatif, Diana tetap menjaga semangat. Ia percaya bahwa promosi yang aktif dan konsistensi kualitas rasa adalah kunci agar pelanggan tidak berpaling.
“Yang penting berani promosi dan jaga kualitas. Kalau produk enak, orang pasti balik beli lagi,” ungkapnya.
Kendati begitu, Diana berharap strategi tersebut tetap membuat produk lebih dikenal. Dengan menggabungkan strategi tradisional dan digital, ia membuktikan bahwa penjualan mandiri pun bisa berkembang pesat dan menghasilkan keuntungan berkelanjutan. (lex)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
