KaltimKita.com, BALIKPAPAN — Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Proses Bisnis Teaching Factory (TEFA) Plambing bersama industri, yang berlangsung selama dua hari, 10–11 November 2025, di Lantai 4 Gedung Terpadu Poltekba.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program revitalisasi pendidikan vokasi yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk seluruh politeknik di Indonesia. Poltekba menjadi salah satu kampus penerima program tersebut dengan tema TEFA Plambing, yang dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di wilayah Kalimantan.
Ketua Tim Pelaksana Revitalisasi sekaligus Kepala Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Poltekba, Hadiyanto, S.T., M.Eng, mengatakan bahwa FGD ini menghadirkan sekitar 60–70 peserta dari berbagai sektor industri, terutama mitra Jurusan Teknik Sipil.
“Peserta yang diundang antara lain dari kalangan kontraktor, hotel mitra Poltekba, serta perwakilan dari PDAM. Kami ingin membangun sinergi antara kampus dan dunia industri agar lulusan Poltekba siap kerja dan tersertifikasi,” jelas Hadiyanto.
Menurutnya, bidang plambing dipilih karena masih sangat jarang dikembangkan di Kalimantan, padahal kebutuhan tenaga ahli di sektor ini terus meningkat, terutama di bidang konstruksi bangunan hingga sistem distribusi air bersih.
FGD ini juga menghadirkan narasumber dari Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Kalimantan yang memaparkan pentingnya sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi, serta perwakilan industri seperti WestPex Industry dan produsen pipa lokal berkualitas tinggi.
“Harapannya, TEFA Plambing Poltekba dapat menjadi training centre dan Inkubator Bisnis bagi bidang plambing di Kalimantan Timur. Tidak hanya menghasilkan tenaga kerja terampil dan tersertifikasi, tetapi juga mampu menyediakan produk dan jasa plambing yang andal,” ujar Hadiyanto.
Ia menambahkan, hasil FGD ini akan diimplementasikan dalam kurikulum Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air. Ke depan, mata kuliah plambing akan disesuaikan dengan standar kompetensi nasional (SKKNI) dibidang plambing agar mahasiswa memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri.
“Indikator keberhasilan program ini adalah ketika Poltekba bisa menjadi pusat pelatihan dan rujukan bagi peningkatan SDM maupun solusi bagi permasalahan di industri plambing,” tegasnya.
"Melalui kegiatan ini, Poltekba menegaskan komitmennya untuk menjadi motor penggerak peningkatan kompetensi tenaga kerja di bidang konstruksi dan plambing di Kalimantan Timur," pungkasnya. (and)


