KaltimKita.com, SANGATTA – Menanggapi keluhan perwakilan ketua RT dan beberapa warga di dapilnya Anggota DPRD Kutim Basti Sanggalangi terkait penumpukan sampah yang lamban terangkut oleh UPT Dinas Kebersihan beberapa waktu lalu langsung direspons dan turut disampaikan pada sidang rapat paripurna II masa tahun sidang 2020/2021.
Untuk itu jurnalis KaltimKita.com mewawancarai anggota dewan Basti terkait permasalahan tersebut. “Menurut saya menumpuknya sampah, dikarenakan masih minimnya lahan tempat pembuangan akhir sampah. Selain itu truk-truk sampah yang dioperasikan hanya memiliki 4 unit armada truk bak sampah itu pun tahun keluaraan kendaraan itu sudah terbilang tua perlu diremajakan kembali,” terang anggota dewan fraksi PAN ini.
Anggota DPRD Kutim Basti melalui aspirasi gabungan dewan sukses salurkan motor gerobak sampah melalui usulan forum RT Sangatta Utara
Untuk itu dirinya sangat berharap dalam hal ini Pemkab Kutim melalui Bupati Kutim Drs H Ardiansyah, M.Si dapat segera membangunkan TPA sampah. “Hal ini pula yang disampaikan pada reses saya, yang mana masyarakat meminta Pemkab Kutim dapat menyikapi dan menindaklanjuti secara serius,” tegas Basti.
Selain TPA sampah menurut Basti perlunya mobil truk sampah baru maksimalnya 50 unit. “Syukur Alhamdulillah untuk di Sangatta Utara sendiri melalui forum RT melalui aspirasi gabungan termasuk saya rekan sesama dewan seperti Ramadani, Hapni, Dr Novel, Jimmy mantan Bupati Kutim Ismunandar, mantan Ketua DPRD Kutim Encek Firgasih telah menyerap sekaligus menyalurkan aspirasi motor gerobak sampah,” bebernya.
“Tugas pemerintah saat ini setidaknya dapat berkontribusi besar melalui kepemimpinan Bupati dan Wabup Kutim Ardiansyah-Kasmidi Bulang melalui progres pembangunan TPA sampah dan suport penambahan 50 truk sampah. Insya Allah saya yakin di bawah kepemimpinan ASKB nantinya apa yang diusulkan dapat direalisasikan. Karena TPA sampah dan armada sampah masuk pada skala prioritas,” jelas Basti.
Karena apabila sampah bulan-bulanan terus menjadi keluhan apakah itu terkait penanganan pengangkutannya oleh instansi terkait sudah pasti akan teronggok kembali menumpuk begitu saja dan menebar aroma tidak sedap dan dapat saja menyebarkan kuman penyakit seperti bakteri. “Lamanya diangkut selain terbatas unit truk sampah serta belum adanya kepastian lahan TPA inilah yang menjadi menyita waktu,” imbuh Basti. (adv/iya/bie)